Loading...

Heboh SBY Berlanjut

Loading...
Heboh SBY Berlanjut - Hallo sahabat Guru pintar, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Heboh SBY Berlanjut, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel GURU, Artikel GURU MAPEL, Artikel IPTEK, Artikel RUANG GURU, Artikel SERTIFIKASI, Artikel TUGAS, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Heboh SBY Berlanjut
link : Heboh SBY Berlanjut

Baca juga


Heboh SBY Berlanjut






hariankosmos.com - Sepekan ke belakang, Ketum Demokrat SBY terus menjadi sorotan media dengan berbagai komentar dan cuitannya. Tadi malam, SBY mengungkapkan semua unek-uneknya saat menyampaikan pidato politik dalam rangka Rapimnas dies natalis Partai Demokrat. Heboh SBY pun terus berlanjut.


Acara dimulai sekitar pukul 7.30 malam. SBY tampil di atas podium. Di belakangnya ada 6 saf kursi. Isinya adalah pengurus elite DPP Demokrat seperti Sekjen Hinca Panjaitan, dan Ketua Fraksi Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Selain itu terlihat pula para kepala daerah yang berasal dari Demokrat. Tampak misalnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Gubernur NTB TGH Zainul Majdi. Di kursi hadirin, duduk seribuan kader Demokrat yang kompak berpakaian biru. Sesekali mereka bertepuk tangan. Kompak.

Apa yang disampaikan? SBY menyampaikan tiga persoalan yang menurutnya sedang diresahkan banyak kalangan: Keadilan, kebhinekaan, dan kebebasan. Kata SBY, membahas tiga masalah itu bukan berarti menggap pemerintah alpa dan menyimpang. Tapi anggaplah sebagai wake up call atau peringatan dini.

Soal keadilan, SBY menyoroti dua hal yaitu ketimpangan ekonomi dan keadilan dalam penegakan hukum. Kesenjangan ekonomi saat ini melebar. Contoh mudahnya total kekayaan 150 orang terkaya, setara dengan APBN kita. Soal ini, negara tidak boleh asyik dengan ajaran kapitalisme yang tidak peduli kepada yang lemah. Sarannya, gunakan APBN dengan bijak. Pembangunan infrastruktur harus berimbang dengan pembangunan manusia. Jangan ngutang untuk biayai infrastruktur. "Adalah tidak bermoral, kalau di tengah gedung-gedung megah dan gemerlapannya kemewahan, jutaan rakyat tidurnya tidak nyenyak lantaran tidak cukup makan," kata SBY.

SBY kemudian mengulas penegakan hukum yang dianggap masih tajam ke bawah. Contohnya, kasus yang terang benderang didiamkan, sementara yang tidak signifikan jadi prioritas. Kasus makar misalnya. Penegak hukum begitu bersemangat. Sementara jika pencari keadilan bukan dari lingkaran penguasa, jalannya tidak mudah. Soal ini, SBY bilang masyarakat mengetahui tapi memang cenderung diam dan takut. Tapi jangan anggap enteng karena yang lemah bersatu akan menjelma peoples power.

Soal kebhinekaan, SBY menegaskan saat ini tidak ada ancaman serius terhadap kebhinnekaan. Benih ancamannya memang ada jika tidak dicegah dan kelola dengan baik. Jangan pernah bermain-main dengan kebhinnekaan. Kalau memang tidak ada ancaman, janganlah dihembus-hembuskan dan dimanipulasi secara politik, sehingga akhirnya benar-benar menjadi masalah. "Sukses menjaga kebhinekaan adalah toleransi; dan yang kedua tenggang rasa," ungkapnya.

SBY lalu geser ke masalah hukum Ahok. Kata dia, kasus itu bukan isu kebhinekaan atau SARA juga NKRI. Namun, dalam perkembangannya seperti ada penggeseran dari isu aslinya. Akibatnya, hubungan antar identitas tertentu menjadi tegang. Masyarakat justru curiga, jangan-jangan ada pihak tertentu yang ingin membenturkan satu identitas dengan identitas yang lain.

Terakhir soal kebebasan. SBY mengingatkan negara jangan sampai menggunakan kekuasaanya secara berlebihan untuk mengekang dan membatasi hak politik rakyat. Sejarah mencatat, pemerintah otoriter tidak survive dan bahkan sering berakhir dramatis. SBY bercerita, saat jadi presiden menghadapi politik yang panas dan gaduh. LSM, pers, pengamat, menyerangnya habis-habisan. Bahkan kewibawaan dan kehormatan turut diserang dan dilecehkan secara vulgar. Menghadapi itu, SBY mengaku mendapatkan godaan untuk represif dan otoriter. Tapi dia tidak memilih cara itu.

Pidato SBY itu langsung menggema di jagat Twitter. Sejumlah akun melaporkan langsung pidato sambil menyisipkan tagar #pidatoSBY. Banyak yang mengacungkan jempol tak sedikit yang menanggapi dengan nada sinis dan nyinyir. "Walaupun saya bukan pengagum SBY, tapi saya setuju dengan isi pidato beliau. Rezim saat ini sedang panik sebab dikritisi," cuit @ ahmad_zeze.

Mereka yang menanggapi dengan negatif antara lain disampaikan Assyaukanie di akun @idetopia. Assyaukani mengatakan Pidato SBY tersebuut bagus kalau 10 tahun kepemimpinannya yang lalu dia bisa bersihin kali dan tak ada ratusan proyek yang mangkrak. Dia pun bilang, pidato tersebut meneguhkan kecurigaan kalau SBY kompor alias memanas-manasi. "Kompor betul pidatonya. Pantaslah kalau ada yg curiga dia kompor sesungguhnya selama ini." [rmol]
Loading...





hariankosmos.com - Sepekan ke belakang, Ketum Demokrat SBY terus menjadi sorotan media dengan berbagai komentar dan cuitannya. Tadi malam, SBY mengungkapkan semua unek-uneknya saat menyampaikan pidato politik dalam rangka Rapimnas dies natalis Partai Demokrat. Heboh SBY pun terus berlanjut.


Acara dimulai sekitar pukul 7.30 malam. SBY tampil di atas podium. Di belakangnya ada 6 saf kursi. Isinya adalah pengurus elite DPP Demokrat seperti Sekjen Hinca Panjaitan, dan Ketua Fraksi Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Selain itu terlihat pula para kepala daerah yang berasal dari Demokrat. Tampak misalnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Gubernur NTB TGH Zainul Majdi. Di kursi hadirin, duduk seribuan kader Demokrat yang kompak berpakaian biru. Sesekali mereka bertepuk tangan. Kompak.

Apa yang disampaikan? SBY menyampaikan tiga persoalan yang menurutnya sedang diresahkan banyak kalangan: Keadilan, kebhinekaan, dan kebebasan. Kata SBY, membahas tiga masalah itu bukan berarti menggap pemerintah alpa dan menyimpang. Tapi anggaplah sebagai wake up call atau peringatan dini.

Soal keadilan, SBY menyoroti dua hal yaitu ketimpangan ekonomi dan keadilan dalam penegakan hukum. Kesenjangan ekonomi saat ini melebar. Contoh mudahnya total kekayaan 150 orang terkaya, setara dengan APBN kita. Soal ini, negara tidak boleh asyik dengan ajaran kapitalisme yang tidak peduli kepada yang lemah. Sarannya, gunakan APBN dengan bijak. Pembangunan infrastruktur harus berimbang dengan pembangunan manusia. Jangan ngutang untuk biayai infrastruktur. "Adalah tidak bermoral, kalau di tengah gedung-gedung megah dan gemerlapannya kemewahan, jutaan rakyat tidurnya tidak nyenyak lantaran tidak cukup makan," kata SBY.

SBY kemudian mengulas penegakan hukum yang dianggap masih tajam ke bawah. Contohnya, kasus yang terang benderang didiamkan, sementara yang tidak signifikan jadi prioritas. Kasus makar misalnya. Penegak hukum begitu bersemangat. Sementara jika pencari keadilan bukan dari lingkaran penguasa, jalannya tidak mudah. Soal ini, SBY bilang masyarakat mengetahui tapi memang cenderung diam dan takut. Tapi jangan anggap enteng karena yang lemah bersatu akan menjelma peoples power.

Soal kebhinekaan, SBY menegaskan saat ini tidak ada ancaman serius terhadap kebhinnekaan. Benih ancamannya memang ada jika tidak dicegah dan kelola dengan baik. Jangan pernah bermain-main dengan kebhinnekaan. Kalau memang tidak ada ancaman, janganlah dihembus-hembuskan dan dimanipulasi secara politik, sehingga akhirnya benar-benar menjadi masalah. "Sukses menjaga kebhinekaan adalah toleransi; dan yang kedua tenggang rasa," ungkapnya.

SBY lalu geser ke masalah hukum Ahok. Kata dia, kasus itu bukan isu kebhinekaan atau SARA juga NKRI. Namun, dalam perkembangannya seperti ada penggeseran dari isu aslinya. Akibatnya, hubungan antar identitas tertentu menjadi tegang. Masyarakat justru curiga, jangan-jangan ada pihak tertentu yang ingin membenturkan satu identitas dengan identitas yang lain.

Terakhir soal kebebasan. SBY mengingatkan negara jangan sampai menggunakan kekuasaanya secara berlebihan untuk mengekang dan membatasi hak politik rakyat. Sejarah mencatat, pemerintah otoriter tidak survive dan bahkan sering berakhir dramatis. SBY bercerita, saat jadi presiden menghadapi politik yang panas dan gaduh. LSM, pers, pengamat, menyerangnya habis-habisan. Bahkan kewibawaan dan kehormatan turut diserang dan dilecehkan secara vulgar. Menghadapi itu, SBY mengaku mendapatkan godaan untuk represif dan otoriter. Tapi dia tidak memilih cara itu.

Pidato SBY itu langsung menggema di jagat Twitter. Sejumlah akun melaporkan langsung pidato sambil menyisipkan tagar #pidatoSBY. Banyak yang mengacungkan jempol tak sedikit yang menanggapi dengan nada sinis dan nyinyir. "Walaupun saya bukan pengagum SBY, tapi saya setuju dengan isi pidato beliau. Rezim saat ini sedang panik sebab dikritisi," cuit @ ahmad_zeze.

Mereka yang menanggapi dengan negatif antara lain disampaikan Assyaukanie di akun @idetopia. Assyaukani mengatakan Pidato SBY tersebuut bagus kalau 10 tahun kepemimpinannya yang lalu dia bisa bersihin kali dan tak ada ratusan proyek yang mangkrak. Dia pun bilang, pidato tersebut meneguhkan kecurigaan kalau SBY kompor alias memanas-manasi. "Kompor betul pidatonya. Pantaslah kalau ada yg curiga dia kompor sesungguhnya selama ini." [rmol]


Demikianlah Artikel Heboh SBY Berlanjut

Sekianlah artikel Heboh SBY Berlanjut kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Heboh SBY Berlanjut dengan alamat link https://gurupintarmengajar.blogspot.com/2017/02/heboh-sby-berlanjut.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Heboh SBY Berlanjut"

Post a Comment

Loading...