Loading...

Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang

Loading...
Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang - Hallo sahabat Guru pintar, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel GURU, Artikel GURU MAPEL, Artikel IPTEK, Artikel RUANG GURU, Artikel SERTIFIKASI, Artikel TUGAS, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang
link : Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang

Baca juga


Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang






hariankosmos.com - Forum Umat Islam Semarang (FUIS) dan Dai Salimah Sukoharjo mengadakan bakti sosial (Baksos) di desa rawan kristenisasi Payunggan, Kaliwungu, Semarang, Ahad (26/3/2017). Selain berdakwah dan menjelaskan adanya upaya pemurtadan dari gereja, mereka juga membagikan 115 bungkus paket sembako, sarung, sajadah, mukena, dan buku tulis kepada warga.


Koordinator aksi dari FUI Semarang, Agus, mengatakan, warga desa Payungan yang mayoritas berekonomi rendah kerap menjadi sasaran pemurtadan para misionaris. Berdirinya 3 gereja di desa tersebut, kata Agus, menjadi bukti nyata bahwa gerakan pemurtadan dilakukan sangat masif.

“Maka kami lakukan penguatan aqidah keimanan sebagai benteng pemurtadan. Di Desa ini kita melihat ada tiga Gereja di mana sering mereka mengajak dengan dalih adanya baksos juga. Kita kali ini juga memberikan televisi dan DVD player untuk pembelajaran anak-anak TPA,” kata Agus kepada Jurnisom di lokasi, Ahad (26/3/2017).

Lurah Payungan, Sunyoto, menegaskan siap membantu dan memfaslitasi gerakan-gerakan dakwah atau Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang ingin membantu menanggulangi pemurtadan di desanya. Sunyoto mengaku kekuarangan personil untuk membendung gerakan para misionaris.

“Memang di lingkungan sini diapit gereja, saya sendiri juga muslim, jadi penggerak juga. Tapi memang di sini lebih banyak Kristennya. Tapi di sini juga ada pendeta yang masuk Islam, namanya Muhammad Yesaya Suyamto,”
Sunyoto merasa terbantu dengan adanya aksi dari FUIS itu. “Kita pemerintah desa bisanya juga bersama-sama dan senang, ini kan dalam rangka memakmurkan jamaah dan pengajian,” ujarnya.

Setelah pembagian paket sembako, acara dilanjutkan dengan pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Suro Wijoyo selaku pembina Dai Salimah. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan materi tentang kandungan surat Al Kautsar di hadapan warga Payungan.

“Islam itu nikmat yang paling besar, kita dilahirkan jadi Islam kok menyia-nyiakan rugi sekali. Karena agama yang diterima disisi Allah hanya Islam,” tuturnya.

Desa Payungan terdiri dari di enam dusun dengan statistik penduduk muslim sebagai berikut:

Dusun Nanggulan dengan muslim 80%, Randu Sari dan Payungan dengan muslim 70%, Karang Tengah dan Tawang Sari hampir semua muslim, sementara di Dusun Prampogan muslim tinggal 50%.


Sumber : Jurnal Islam
Reporter: Arie Ristyan





hariankosmos.com - Forum Umat Islam Semarang (FUIS) dan Dai Salimah Sukoharjo mengadakan bakti sosial (Baksos) di desa rawan kristenisasi Payunggan, Kaliwungu, Semarang, Ahad (26/3/2017). Selain berdakwah dan menjelaskan adanya upaya pemurtadan dari gereja, mereka juga membagikan 115 bungkus paket sembako, sarung, sajadah, mukena, dan buku tulis kepada warga.


Koordinator aksi dari FUI Semarang, Agus, mengatakan, warga desa Payungan yang mayoritas berekonomi rendah kerap menjadi sasaran pemurtadan para misionaris. Berdirinya 3 gereja di desa tersebut, kata Agus, menjadi bukti nyata bahwa gerakan pemurtadan dilakukan sangat masif.

“Maka kami lakukan penguatan aqidah keimanan sebagai benteng pemurtadan. Di Desa ini kita melihat ada tiga Gereja di mana sering mereka mengajak dengan dalih adanya baksos juga. Kita kali ini juga memberikan televisi dan DVD player untuk pembelajaran anak-anak TPA,” kata Agus kepada Jurnisom di lokasi, Ahad (26/3/2017).

Lurah Payungan, Sunyoto, menegaskan siap membantu dan memfaslitasi gerakan-gerakan dakwah atau Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang ingin membantu
Loading...
menanggulangi pemurtadan di desanya. Sunyoto mengaku kekuarangan personil untuk membendung gerakan para misionaris.

“Memang di lingkungan sini diapit gereja, saya sendiri juga muslim, jadi penggerak juga. Tapi memang di sini lebih banyak Kristennya. Tapi di sini juga ada pendeta yang masuk Islam, namanya Muhammad Yesaya Suyamto,”
Sunyoto merasa terbantu dengan adanya aksi dari FUIS itu. “Kita pemerintah desa bisanya juga bersama-sama dan senang, ini kan dalam rangka memakmurkan jamaah dan pengajian,” ujarnya.

Setelah pembagian paket sembako, acara dilanjutkan dengan pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Suro Wijoyo selaku pembina Dai Salimah. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan materi tentang kandungan surat Al Kautsar di hadapan warga Payungan.

“Islam itu nikmat yang paling besar, kita dilahirkan jadi Islam kok menyia-nyiakan rugi sekali. Karena agama yang diterima disisi Allah hanya Islam,” tuturnya.

Desa Payungan terdiri dari di enam dusun dengan statistik penduduk muslim sebagai berikut:

Dusun Nanggulan dengan muslim 80%, Randu Sari dan Payungan dengan muslim 70%, Karang Tengah dan Tawang Sari hampir semua muslim, sementara di Dusun Prampogan muslim tinggal 50%.


Sumber : Jurnal Islam
Reporter: Arie Ristyan


Demikianlah Artikel Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang

Sekianlah artikel Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang dengan alamat link https://gurupintarmengajar.blogspot.com/2017/03/hadang-kristenisasi-fuis-gelar-baksos.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Hadang Kristenisasi, FUIS Gelar Baksos di Desa Payungan Semarang"

Post a Comment

Loading...