Loading...
Judul : Hina Anak-Anak dan Sekolah Muslim, Seorang Walikota di Perancis Didenda €1.800 Euro
link : Hina Anak-Anak dan Sekolah Muslim, Seorang Walikota di Perancis Didenda €1.800 Euro
Hina Anak-Anak dan Sekolah Muslim, Seorang Walikota di Perancis Didenda €1.800 Euro
hariankosmos.com - Seorang walikota di Perancis Robert Menard dilaporkan hadir dalam persidangan menuntut dirinya akibat menghasut kebencian terhadap Muslim dalam pidato sambutannya tahun lalu, di mana Ia mengatakan bahwa ada terlalu banyak anak-anak Muslim di sekolah-sekolah di kota Beziers, seperti dilansir IINA.
Bahkan secara tersirat Walikota Beziers itu mengatakan bahwa etnis populasi Perancis sedang “diganti”, (Upaya Islamisasi Perancis).
Robert Menard dikenal luas juga sebagai sekutu dekat Marine Le Pen, tokoh anti-Islam yang maju dalam pencalonan Presiden. Marine Le Pen juga dikenal sangat anti-imigrasi dan Eurosceptic, Ia berasal dari partai Front Nasional.
Menard pada hari Rabu (07/03) muncul di Pengadilan Kriminal Paris, saat persidangan pertama kasus hasutan kebencian anti-Muslim, dalam kaitannya dengan 2 pernyataan dirinya yang dibuat pada tahun 2016.
“Di dalam kelas di pusat kota di kota saya (Beziers), terdapat 91 persen anak-anak Muslim. Jelas, ini adalah masalah!,” katanya dalam sebuah wawancara disaluran berita Perancis, LCI pada bulan September.
Jika terbukti bersalah, Robert Menard menghadapi sanksi denda senilai €1800 euro (25,5 juta rupiah) untuk dibayarkan dalam waktu 60 hari dan Ia akan menghadapi hukuman penjara jika menolak untuk membayarnya, seperti dilansir Russian Today.
Untuk mendukung tuntutan dihukumnya Menard, Jaksa berpendapat bahwa dengan memungkinkan pernyataan seperti Walikota mengggambarkan anak-anak sebagai “beban bagi masyarakat nasional.”
“Dia [Robert Menard] menghasut [kebencian atas anak-anak Muslim] karena agama mereka, terlepas dari apakah mereka adalah warga negara Perancis atau Mereka tidak mempraktikkan agama ini,” kata Jaksa, sebagaimana dikutip oleh AFP.
Pada bulan Mei 2015, Menard, mantan aktivis sosialis dan pendiri Reporters Without Borders, dituduh melakukan rasisme setelah ia “menghitung” nama-nama sekolah untuk menentukan berapa banyak dari mereka yang Muslim, hasilnya mencapai angka 64,6 persen. Mengklasifikasi statistik atas dasar ras atau agama masyarakat, tidak diizinkan di Perancis.
Dan, pada bulan September 2015, Menard lagi-lagi menyebabkan kemarahan setelah video muncul dimana dirinya berada di sekitar rumah para pengungsi Suriah dan mengatakan kepada mereka, “Kamu tidak diterima di kota ini!”. [pmc]
Loading...
hariankosmos.com - Seorang walikota di Perancis Robert Menard dilaporkan hadir dalam persidangan menuntut dirinya akibat menghasut kebencian terhadap Muslim dalam pidato sambutannya tahun lalu, di mana Ia mengatakan bahwa ada terlalu banyak anak-anak Muslim di sekolah-sekolah di kota Beziers, seperti dilansir IINA.
Bahkan secara tersirat Walikota Beziers itu mengatakan bahwa etnis populasi Perancis sedang “diganti”, (Upaya Islamisasi Perancis).
Robert Menard dikenal luas juga sebagai sekutu dekat Marine Le Pen, tokoh anti-Islam yang maju dalam pencalonan Presiden. Marine Le Pen juga dikenal sangat anti-imigrasi dan Eurosceptic, Ia berasal dari partai Front Nasional.
Menard pada hari Rabu (07/03) muncul di Pengadilan Kriminal Paris, saat persidangan pertama kasus hasutan kebencian anti-Muslim, dalam kaitannya dengan 2 pernyataan dirinya yang dibuat pada tahun 2016.
“Di dalam kelas di pusat kota di kota saya (Beziers), terdapat 91 persen anak-anak Muslim. Jelas, ini adalah masalah!,” katanya dalam sebuah wawancara disaluran berita Perancis, LCI pada bulan September.
Jika terbukti bersalah, Robert Menard menghadapi sanksi denda senilai €1800 euro (25,5 juta rupiah) untuk dibayarkan dalam waktu 60 hari dan Ia akan menghadapi hukuman penjara jika menolak untuk membayarnya, seperti dilansir Russian Today.
Untuk mendukung tuntutan dihukumnya Menard, Jaksa berpendapat bahwa dengan memungkinkan pernyataan seperti Walikota mengggambarkan anak-anak sebagai “beban bagi masyarakat nasional.”
“Dia [Robert Menard] menghasut [kebencian atas anak-anak Muslim] karena agama mereka, terlepas dari apakah mereka adalah warga negara Perancis atau Mereka tidak mempraktikkan agama ini,” kata Jaksa, sebagaimana dikutip oleh AFP.
Pada bulan Mei 2015, Menard, mantan aktivis sosialis dan pendiri Reporters Without Borders, dituduh melakukan rasisme setelah ia “menghitung” nama-nama sekolah untuk menentukan berapa banyak dari mereka yang Muslim, hasilnya mencapai angka 64,6 persen. Mengklasifikasi statistik atas dasar ras atau agama masyarakat, tidak diizinkan di Perancis.
Dan, pada bulan September 2015, Menard lagi-lagi menyebabkan kemarahan setelah video muncul dimana dirinya berada di sekitar rumah para pengungsi Suriah dan mengatakan kepada mereka, “Kamu tidak diterima di kota ini!”. [pmc]
Demikianlah Artikel Hina Anak-Anak dan Sekolah Muslim, Seorang Walikota di Perancis Didenda €1.800 Euro
Sekianlah artikel Hina Anak-Anak dan Sekolah Muslim, Seorang Walikota di Perancis Didenda €1.800 Euro kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Hina Anak-Anak dan Sekolah Muslim, Seorang Walikota di Perancis Didenda €1.800 Euro dengan alamat link https://gurupintarmengajar.blogspot.com/2017/03/hina-anak-anak-dan-sekolah-muslim.html
0 Response to "Hina Anak-Anak dan Sekolah Muslim, Seorang Walikota di Perancis Didenda €1.800 Euro"
Post a Comment