Loading...
Judul : Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting di Laut Indonesia
link : Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting di Laut Indonesia
Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting di Laut Indonesia
Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting di Laut Indonesia
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki 17.000 pulau dengan luas wilayah laut 5,8 juta km2. Kondisi perairan yang sangat luas ini, Indonesia mempunyai potensi sumberdaya hayati yang cukup besar, salah satunya potensi perikanan.
Ikan adalah hewan berdarah dingin yang hidup dalam air dan mempunyai sirip sebagai penggerak tubuh serta bernapas dengan insang. Potensi tersebut diantaranya merupakan berbagai jenis ikan, baik ikan pelagis (ikan yang hidup di dekat permukaan laut) maupun ikan demersal (ikan yang hidup di dasar laut), serta bermacam-macam biota laut lainnya.
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim, yakni musim penghujan dan kemarau. Pengaruh dari dua musim ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak macam biota laut, tetapi jumlahnya sedikit.
Banyaknya biota laut di Indonesia, maka banyak pula jenis-jenis ikan di Indonesia. Jenis-jenis tersebut masih di bagi dua, yakni ikan ekonomis penting sebanyak 52 jenis dan ikan tidak ekonomis jumlahnya sangat banyak.
Ikan yang memiliki nilai ekonomis penting adalah ikan yang harganya tinggi dan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Beberapa jenis ikan ekonomis penting di Indonesia, yaitu:
1. Ikan tuna cakalang (katsuwonus pelamis)
Ikan tuna cakalang merupakan salah satu jenis ikan pelagis besar yang terdapat pada kedalaman 0-260 m. Di Jawa Tengah ikan tuna cakalang disebut dengan ikan tongkol. Ikan tuna cakalang termasuk jenis katsuwonus pelamis.
Ikan tuna cakalang memiliki bentuk tubuh torpedo yang memanjang, sehingga ikan ini dapat berenang dengan cepat. Dua sirip punggung dengan jarak antara tidak melebihi diameter mata, sirip depan biasanya lebih pendek dan terpisah dari sirip belakang. Ukurannya dapat mencapai panjang 195 cm, panjang pada umumnya 50-150 cm dan beratnya sekitar 0,8-111 kg.
Ikan tuna cakalang banyak ditemukan di daerah lepas pantai dekat permukaan dengan temperatur permukaan berkisar antara 15-30 oC. Keberadaan ikan ini dapat diketahui dengan adanya segerombolan burung yang terbang di atas permukaan air, adanya ikan hiu atau ikan paus yang menunjukkan suatu karakteristik seperti melompat, serta adanya suatu buih berbusa di atas permukaan air.
Secara khusus, daerah penangkalan ikan tuna cikalang di wilayah Indonesia, antara lain:
1. Samudera Indonesia sebelah barat Sumatera.
2. Samudera Indonesia sebelah selatan pulau Jawa.
3. Suamudera Indonesia sebelah selatan pulau Bali.
4. Samudera Indonesia sebelah selatan kepulauan Nusa Tenggara Timur.
5. Perairan Teluk Tomini.
6. Perairan Laut Sulawesi.
7. Perairan Selat Makasar.
8. Perairan Teluk Bone.
9. Perairan Laut Halmahera.
10. Perairan Laut Banda.
11. Perairan sekitar Pulau Waigeo (Papua).
2. Ikan selar tetengkek (megalaspis cordyla)
Ikan selar tetengkek dalam bahasa Internasional dikenal dengan nama hardtail scad. Nama yang biasa dipakai di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jawa dikenal dengan pangga, cengkurungan, Jawa Barat dan Jakarta dikenal dengan tangrongan, selar kokok, Madura dikenal dengan tangkorongan, Sulawesi selatan dikenal dengan sarisi, kili, dan Ambon dikenal dengan taruri, tarauru, serta kalu halui.
Ikan selar tetengkek termasuk ikan buas, hidup di perairan pantai. Panjangnya dapat mencapai 37,5 cm. Mempunyai batang ekor yang kaku dan kuat. Bentuk badan memanjang agak gepeng seperti cerutu, bagian punggung dan perut melengkung (cembung). Badan ditutupi sisik kecil, bagian garis tengah pada badan ikan pendek berbentuk kurva. Gigi kecil-kecil berukuran sedang, tumbuh di rahang, langit-langit dan lidah. Bagian batang ekor pipih, kaku, dan kuat karena disusun oleh sisik yang keras dan besar-besar.
Ikan selar tetengkek merupakan ikan pelagis, yakni ikan yang umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200 m. Ikan pelagis umumnya berenang berkelompok dan dalam jumlah yang sangat besar.
Daerah penyebaran ikan seler tetengkek adalah perairan karang di seluruh Indonesia, antara lain Sumatera (Bengkulu, Padang, Pariaman, Bagan Siapiapi), Bangka, Jawa (Jakarta, Jepara, Pelabuhan Ratu), Kalimantan (Singkawang), Bali, Sumbawa, Sulawesi (Makasar), Seram, dan Ambon.
3. Ikan madidihang/yellowfin tuna (thunnus albacares)
Ikan madidihang berenang di kedalaman 0-200 m. Jika konsentrasi oksigen rendah, maka ikan madidihang akan berenang menuju lapisan air di atas 100 m. Selain itu, ikan ini menyenangi perairan dimana terdapat termoklin (perubahan suhu yang mencolok) dankal. Atas dasar inilah sebaiknya ikan madidihang ditangkap dengan rawai tuna permukaan. Ikan ini termasuk jenis ikan stenohaline artinya hidup di perairan yang sanitisnya tinggi dengan fluktuasi kecil.
Di Indonesia ikan madidihan menyebar di seluruh perairan di Indonesia. Khususnya di perairan sebelah selatan Laut Banda, sebelah selatan Pulau Jawa, Laut Sulawesi, perairan sebelah utara Pulau Halmahera, perairan sebelah timur dan barat Pulau Halmahera, perairan sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, dan perairan sebelah utara Papua.
Ikan madidihang hidup di lapisan atas perairan sehingga mudah ditangkap dengan pancing tonda, hutate, payang, gilinet, dan pukat cincin. Dalam fase dewasa kebanyakan ikan ini tertangkap dengan menggunakan long line (rawai) dan pancing ulur (hand line) di sekitar Laut Sulawesi Utara (Laut Mindanau) dan yang tertangkap adalah ikan madidihang tua yang kembali untuk bertelur. Tetapi makin besar ikan tersebut ada kecenderungan untuk hidup di lapisan yang lebih dalam karena membutuhkan sanisitas yang lebih besar, tetapi tetap berada di atas termoklin.
4. Ikan pisang-pisang biru (Caesio coerulaureus)
Ikan pisang-pisang biru merupakan salah satu sumber daya ikan pelagis. Ikan ini merupakan jenis ikan yang memiliki harga ekonomis sedang dan dipasarkan dalam kondisi segar, asin, maupun kering. Ikan jenis ini merupakan pemakan plankton. Tubuhnya ramping berbentuk kerucut seperti bentuk pisang, mulutnya kecil, bibirnya tipis, sisik-sisik ktenoid kecil-kecil, menutupi seluruh tubuhnya. Gigi terdapat pada rahang-rahang tersusun dalam satu atau beberapa baris.
Sebenarnya yang dinamakan ikan pisang-pisang tidak hanya Caesio coerulaureus saja, tetapi ada beberapa macam spesies ikan lagi yakni Caesio chysozonus, Caesio pisang, dan Caesio lunaris. Jenis-jenis Caesioterdapat di daerah-daerah karang. Seperti ikan-ikan karang lainnya, jenis ini mempunyai warna yang menarik, misalnya pada bagian atas biru kehijauan, putih kemerahan pada bagian bawahnya. Suatu ban warna kuning emas sepanjang garis rusuk, dua ban warna kuning lainnya terdapat di atas dan di bawah garis rusuk. Totol hitam pada sirip dada. Masing-masing lembaran sirip ekor gelap dengan pinggiran kemerahan. Mereka berenang bergerombol-gerombol di atas gosong karang.
Pada penentuan daerah penangkapan ikan yang baik, wilayah tersebut harus memenuhi persyaratan, antara lain:
1. Populasi ikan yang menjadi sasaran jumlahnya cukup banyak dan alat tangkap dapat dioperasikan dengan aman tanpa adanya gangguan dari bekas tonggak bagan, bekas perahu tenggelam atau batu karang.
2. Dasar perairan terdiri dari pasir atau campuran pasir dan lumpur, serta kondisi dasar perairan darat.
3. Arus tidak terlalu kuat.
Di Indonesia, ikan-ikan ini ikut tertangkap dalam operasi penangkapan ikan kerapu, kakap, kaci, dan tuna. Untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan dilakukan penangkapan ikan di atas kapal dengan melengkapi instalasi pendingin/pembekuan atau membawa es.
5. Ikan parang-parang (chirocentrus dorah)
Ikan parang-parang merupakan ikan yang berbentuk seperti parang atau golok. Ikan ini disebut ikan parang-parang karena bentuk tubuhnya yang panjang seperti parang yang mengkilap dengan warna tubuh bagian atas biru kehijauan, putih perak, dan mengkilat. Sedangkan bagian bawah sirip-siripnya tembus cahaya, bening, sirip ekor sedikit kekuningan, dan kuning maya-maya. Bagian belakang badan kecuali di bagian kepalanya terdapat lekukan dan cekungan. Bentuk mulut yang serong ke atas, dilengkapi dengan gigi-gigi taring yang menegaskan bahwa ikan tersebut adalah ikan buas atau predator.
Bentuk badan ikan parang-parang agak panjang, gepeng, seperti ikat pinggang. Badannya dibungkus dengan sisik-sisik yang kecil, mudah terkelupas. Sirip punggung terletak jauh di belakang badan, pangkalnya hanya di depan sedikit punggung terletak jauh di belakang badan, pangkalnya hanya di depan sedikit dari sirip dubur. Jari-jari sirip dubur terletak jauh dan bertaut antara satu sama lain. Sirip punggung dan sirip dubur berjari-jari masing-masing 16-18 dan 32-35. Sirip ekor bercagak, sirip perut di tengah-tengah antara kepala dan batang ekor. Sirip perut sangat kecil dengan jari-jari lemah 6-7. Sirip dada bisa lebih panjang, sirip dada berjumlah 12-14. Perut yang tajam, sisik halus dan warna yang menghilap menjadi ciri khas dari jenis ikan ini.
Letak giginya terdapat di bagian atas tenggorokan atau pada premaxilla yang dikenal sebagai gigi tekak yang berfungsi sebagai alat pengunyah, karena tidak mempunyai gigi geraham. Ikan ini mempunyai tutup insang yang cukup besar, berguna untuk menghalangi ikan yang telah masuk mulut keluar lagi. Ikan ini tidak memiliki sungut, dengan posisi mulut yang terbuka dan memanjang ke bawah.
Di perairan Indonesia, ikan parang-parang umumnya ditemukan di seluruh wilayah penangkapan, meliputi perairan barat Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung), timur Sumatera (Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung). Selat Malaka (Aceh, Sumatera Utara, dan Riau), perairan selatan Jawa (Yogyakarta dan Jawa Timur), utara Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur), Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Penangkapan ikan parang-parang ini biasanya dilakukan di dekat pantai, karena termasuk dalam jenis ikan payau. Sebagian besar makanan mereka adalah ikan-ikan kecil, tetapi mereka juga bisa memakan jenis-jenis crustacea. Ukurannya dapat mencapai panjang 100 cm, panjang umumnya 30-50 cm. Ikan parang-parang hidup sendiri tidak bergerombol.
6. Ikan Slengseng (scomber australasicus)
Ikan slengseng ini ikan jenis air tawar. Ikan slengseng ini memiliki ciri-ciri badan memanjang, bulat, batang ekor langsing. Moncong lancip, langit-langit bergigi halus, juga rahangnya. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 10-13, dan 12 jari-jari lemah pada sirip punggung kedua, diikuti 5 jari-jari sirip tambahan demikian pula sirip duburnya.
Ikan slengseng hidup bergerombol besar, hidup di perairan pantai laut terbuka. Ikan slengseng merupakan pemakan plankton kasar. Warna ikan ini hijau keabuan di bagian atas dan putih perak di bagian bawah. Pada bagian atas badan terdapat ban-ban serong yang berwarna hitam, menggelombang, kadang bersiku-sikuan. Pada bagian bawah badan terdapat totol-totol memanjang. Sirip-siripnya berwarna abu-abu kekuningan. Ukurannya dapat mencapai panjang 40 cm, umumnya 20-30 cm.
7. Ikan gabus laut (rachycenton canadus)
Ciri-ciri ikan gabus, yakni biasanya badan dari ikan ini panjang dan bulat, atau badan ikan ini memanjang dengan potongan melintang agak bundar, kepalanya seperti ular karena agak gepeng. Ikan gabus laut ini termasuk ikan laut yang berukuran besar, panjangnya bisa lebih dari 2 m.
Badan dan kepala ikan ini seluruhnya bersisik kasar. Mulutnya melebar, rahangnya bergigi tajam-tajam dan rahang bawah lebih panjang dari pada bagian atas. Warna kepala dan badan bagian atas abu-abu, sedangkan pada bagian bawah berwarna putih, tubuhnya pada bagian punggung berwarna hijau kehitam-hitaman, atau biasanya pada sisi atas punggung agak ungu kekuningan, serta pada bagian bawahnya berwarna kuning abu-abu maya-maya.
Pada jenis ikan gabus laut yang masih muda terdapat dua ban berwarna putih perak memanjang badan, sedangkan pada bagian perutnya berwarna putih. Badannya memiliki tiga strip lebar hitam. Sirip ekor berwarna hitam dengan ujung-ujung sirip putih, sirip dada berwarna hitam, sirip perut berwarna putih, dan sirip-siripnya tidak mempunyai jari-jari keras. Sirip punggung dan sirip dubur panjang dan lebar. Sirip ekor, ujungnya berbentuk bulat. Jenis ikan ini dapat hidup di air kotor yang kadar oksigennya rendah, bahkan tahan terhadap keadaan kering. Makanannya berupa hewan-hewan lain, misalnya cacing, katak, anak-anak ikan, udang, ketam, dan lain-lain.
Ada dua macam ikan gabus yakni yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Ikan gabus yang cepat tumbuh mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut: warna sisik punggung abu-abu muda, bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus hidup di air tawar dengan pH antara 4, 5-6. Pada saat penebaran, ikan gabus beratnya 100 gram/ekor. Dalam pemeliharaan selama 3-5 bulan, berat ikan bisa mencapai 500 gram/ekor.
Ikan ini didapatkan dalam berbagai perairan dari bermacam-macam keadaan suhu, dari perairan daerah tropika sampai daerah kutub, tetapi yang tebanyak adalah daerah musim sedang, dimana perubahan suhu terletak antara 5osampai 21o C.
Daerah penyebaran ikan gabus laut ini sebagian besar hampir berada di wilayah perairan Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bangka, Singakep, Madura, Bali, Lombok Flores, Ambon, Bacan, dan Halmahera. Ikan ini biasanya hidup di muara-muara sungai dan danau. Ikan ini dapat ditemukan juga di bagian hulu sungai atau daerah estuari dan untuk berlindung dari pemangsa ikan gabus laut ini biasanya tinggal di air terjun.
Ikan ini dapat hidup di dua perairan yakni pada daerah permukaan air (pelagis) dan perairan dasar (demersal). Alat tangkap yang digunakan biasanya sesuai dengan kedalaman perairan yang akan dijadikan obyek penangkapan. Beberapa alat yang dapat digunakan, diantaranya alat tangkap trawl, payang, purse seine, pancing tonda, dan jaring insang hanyut.
8. Ikan layar (istiophorus platypterus)
Ikan layar yang sering disebut dengan sail fish merupakan ikan yang berukuran besar dan perenang cepat yang mengarungi samudera-samudera besar dunia. Dagingnya lezat dan karenanya mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Di beberapa negara ikan-ikan ini dijadikan pula sebagai ikan buruan untuk olahraga (game fish). Di Indonesia ikan ini ikut tertangkap dalam operasi penangkapan ikan tuna.
Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Umumnya berwarna biru gelap pada punggung dan putih pada perut. Sirip punggung umumnya biru gelap dan biasanya dihiasi dengan banyak bintik-bintik kecil hitam. Ukurannya bisa mencapai 4 m.
Di Indonesia dan sekitarnya terdapat ikan layar istiophorus gladius, istiophorus platypterus, dan istiophorus orientalis. Ikan layar merapatkan sirip punggung dan sirip dadanya ke dalam lekukan pada tubuhnya bila berenang cepat. Tetapi, apabila laut sedang tenang, ikan layar acapkali dapat terlihat berenang santai di permukaan dan sirip punggungnya yang bagaikan layar dikembangkan secara penuh, tegak mencuat keluar dari air.
Tubuh ikan layar memanjang dan berbentuk compress, ukurannya bisa mencapai 4 m dengan rahang atas atau moncong bagian atas memanjang runcing ke depan bagaikan lembing dan disebut dengan rostum. Ikan layar mempunyai 2 sirip dorsal yang sangat panjang hingga ekor, sirip punggung sempit tapi sangat panjang hingga mencapai anus dengan 1 spine dan 2 rays.
Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Sirip punggung umumnya biru gelap atau biru kehitaman dan biasanya dihiasi dengan banyak bintik-bintik kecil hitam. Ikan layar merapatkan sirip punggung dan sirip dadanya ke dalam lekukan pada tubuhnya sehingga tidak menghambat gerakan melajunya bila berenang cepat. Tubuh ikan layar umumnya berwarna biru gelap pada punggung di tutupi bintik-bintik gelap yang menyebar pada tubuhnya secara melintang, sedangkan perut ikan layar berwarna putih keperakan. Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Tetapi apabila laut sedang tenang ikan layar acapkali dapat terlihat berenang santai di permukaan dan sirip punggungnya yang bagaikan layar dikembangkan secara penuh, tegak mencuat keluar dari air.
Ikan layar merupakan ikan pelagis yang hidup di permukaan dan bergerombol, biasanya berada di atas lapisan termoklin dan termasuk ikan oceanodromus. Ikan ini menyukai perairan yang tertutup seperti daerah pantai atau dekat pulau. Hidup pada kisaran kedalaman 0-200 m, hidup pada perairan tropis dan subtropis. Penyebaran ikan layar di perairan Samudera Hindia dan Pasifik, sehingga disebut Indo-Pacific sailfish.
9. Ikan tongkol (auxis thazard)
Ikan tongkol merupakan komoditas utama ekspor Indonesia. Namun, akibat pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan minimnya informasi waktu musim tangkap dan kendala teknologi tangkapnya, karena itu tingkat pemanfaatan sumber daya ikan ini masih sangat rendah.
Di Indonesia penyebarannya sangat luas tersebar di seluruh perairan Nusantara, baik di sekitar pantai maupun lepas pantai. Ikan ini termasuk ikan buas, bahkan karena kerakusannya, ikan ini akan memakan bangkai-bangkai.
Ikan tongkol jenis auxis thazarddisebut juga frigate tuna atau frigate mackerel. Ikan ini merupakan spesies tuna yang masuk dalam famili scombridaeyang dapat ditemukan di laut tropik dengan kedalaman 50 m dari permukaan laut. Ikan ini memiliki panjang antara 25-65 cm, termasuk ikan yang kecil dan ramping di antara keluarga tuna.
Ciri-ciri yang dimiliki ikan tongkol adalah badan memanjang, kaku, bulat seperti cerutu atau torpedo. Warna tubuh pada bagian atas hitam kebiruan dan pada bagian bawah putih perak. Terdapat ban-ban hitam, serong, menggelombang pada bagian atas garis rusuk, serta sirip-sirip perut dan dada gelap keunguan. Di bagian punggung terdapat dua sirip, sirip punggung yang pertama berjari-jari keras 10, sedangkan yang kedua berjari-jari keras 11, diikuti 6-9 jari-jari sirip tambahan yang letaknya di belakang sirip punggung yang kedua. Sirip dubur berjari-jari lemah 14, diikuti 6-8 jari-jari sirip tambahan. Terdapat 1 lidah atau cupingg diantara sirip perut. Badan tanpa sisik kecuali pada bagian korselet yang tumbuh sempurna dan mengecil di bagian belakang. Satu lunas kuat diapit dua lunas kecil pada dasar sirip ekornya.
Ikan ini memiliki nama yang beragam, antara lain tongkol (Jawa), balaki (Sulawesi Tenggara), alaluhun (Seram), kalaharan atau mori (Ambon), maoling (Saparua), lisong (Cilacap), komo (Bitung), deho (Sibolga), dan mutrin (Banda). Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun ada beberapa nama, seperti frigate mackerel dan leadenall (Australia), hiramejika, hirasoda, hirasodakatsuo, oboso, obososgatsuwo, shibuwa, soma, dan suma (Jepang), bullet mackerel dan frigate tuna (Amerika Serikat).
Jenis ikan ini tersebar di seluruh daerah pantai, lepas pantai perairan Indonesia dan seluruh perairan Indo-Pasifik. Di perairan Indonesia, seperti perairan Sumatera daerah penyebarannya di seluruh perairan dengan daerah penangkapan utama yaitu perairan di sekitar Aceh bagian utara, di luar perairan Sumatera Utaran dan di selatan Malaka. Di perairan Jawa dan Nusa Tenggara yakni di seluruh perairan dengan daerah penyebaran utama selat Sunda bagian barat sampai di selatan Jawa Barat. Sedangkan perairan Maluku dan Papua daerah penyebarannya di seluruh perairan dan daerah penangkapan utama terdapat di bagian pantai barat Halmahera, sekitar Seram dan perairan Sorong.
Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting di Laut Indonesia
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki 17.000 pulau dengan luas wilayah laut 5,8 juta km2. Kondisi perairan yang sangat luas ini, Indonesia mempunyai potensi sumberdaya hayati yang cukup besar, salah satunya potensi perikanan.
Ikan adalah hewan berdarah dingin yang hidup dalam air dan mempunyai sirip sebagai penggerak tubuh serta bernapas dengan insang. Potensi tersebut diantaranya merupakan berbagai jenis ikan, baik ikan pelagis (ikan yang hidup di dekat permukaan laut) maupun ikan demersal (ikan yang hidup di dasar laut), serta bermacam-macam biota laut lainnya.
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim, yakni musim penghujan dan kemarau. Pengaruh dari dua musim ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak macam biota laut, tetapi jumlahnya sedikit.
Banyaknya biota laut di Indonesia, maka banyak pula jenis-jenis ikan di Indonesia. Jenis-jenis tersebut masih di bagi dua, yakni ikan ekonomis penting sebanyak 52 jenis dan ikan tidak ekonomis jumlahnya sangat banyak.
Ikan yang memiliki nilai ekonomis penting adalah ikan yang harganya tinggi dan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Beberapa jenis ikan ekonomis penting di Indonesia, yaitu:
1. Ikan tuna cakalang (katsuwonus pelamis)
Ikan tuna cakalang merupakan salah satu jenis ikan pelagis besar yang terdapat pada kedalaman 0-260 m. Di Jawa Tengah ikan tuna cakalang disebut dengan ikan tongkol. Ikan tuna cakalang termasuk jenis katsuwonus pelamis.
Ikan tuna cakalang memiliki bentuk tubuh torpedo yang memanjang, sehingga ikan ini dapat berenang dengan cepat. Dua sirip punggung dengan jarak antara tidak melebihi diameter mata, sirip depan biasanya lebih pendek dan terpisah dari sirip belakang. Ukurannya dapat mencapai panjang 195 cm, panjang pada umumnya 50-150 cm dan beratnya sekitar 0,8-111 kg.
Ikan tuna cakalang banyak ditemukan di daerah lepas pantai dekat permukaan dengan temperatur permukaan berkisar antara 15-30 oC. Keberadaan ikan ini dapat diketahui dengan adanya segerombolan burung yang terbang di atas permukaan air, adanya ikan hiu atau ikan paus yang menunjukkan suatu karakteristik seperti melompat, serta adanya suatu buih berbusa di atas permukaan air.
Secara khusus, daerah penangkalan ikan tuna cikalang di wilayah Indonesia, antara lain:
1. Samudera Indonesia sebelah barat Sumatera.
2. Samudera Indonesia sebelah selatan pulau Jawa.
3. Suamudera Indonesia sebelah selatan pulau Bali.
4. Samudera Indonesia sebelah selatan kepulauan Nusa Tenggara Timur.
5. Perairan Teluk Tomini.
6. Perairan Laut Sulawesi.
7. Perairan Selat Makasar.
8. Perairan Teluk Bone.
9. Perairan Laut Halmahera.
10. Perairan Laut Banda.
11. Perairan sekitar Pulau Waigeo (Papua).
2. Ikan selar tetengkek (megalaspis cordyla)
Ikan selar tetengkek dalam bahasa Internasional dikenal dengan nama hardtail scad. Nama yang biasa dipakai di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Jawa dikenal dengan pangga, cengkurungan, Jawa Barat dan Jakarta dikenal dengan tangrongan, selar kokok, Madura dikenal dengan tangkorongan, Sulawesi selatan dikenal dengan sarisi, kili, dan Ambon dikenal dengan taruri, tarauru, serta kalu halui.
Ikan selar tetengkek termasuk ikan buas, hidup di perairan pantai. Panjangnya dapat mencapai 37,5 cm. Mempunyai batang ekor yang kaku dan kuat. Bentuk badan memanjang agak gepeng seperti cerutu, bagian punggung dan perut melengkung (cembung). Badan ditutupi sisik kecil, bagian garis tengah pada badan ikan pendek berbentuk kurva. Gigi kecil-kecil berukuran sedang, tumbuh di rahang, langit-langit dan lidah. Bagian batang ekor pipih, kaku, dan kuat karena disusun oleh sisik yang keras dan besar-besar.
Ikan selar tetengkek merupakan ikan pelagis, yakni ikan yang umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200 m. Ikan pelagis umumnya berenang berkelompok dan dalam jumlah yang sangat besar.
Daerah penyebaran ikan seler tetengkek adalah perairan karang di seluruh Indonesia, antara lain Sumatera (Bengkulu, Padang, Pariaman, Bagan Siapiapi), Bangka, Jawa (Jakarta, Jepara, Pelabuhan Ratu), Kalimantan (Singkawang), Bali, Sumbawa, Sulawesi (Makasar), Seram, dan Ambon.
3. Ikan madidihang/yellowfin tuna (thunnus albacares)
Ikan madidihang berenang di kedalaman 0-200 m. Jika konsentrasi oksigen rendah, maka ikan madidihang akan berenang menuju lapisan air di atas 100 m. Selain itu, ikan ini menyenangi perairan dimana terdapat termoklin (perubahan suhu yang mencolok) dankal. Atas dasar inilah sebaiknya ikan madidihang ditangkap dengan rawai tuna permukaan. Ikan ini termasuk jenis ikan stenohaline artinya hidup di perairan yang sanitisnya tinggi dengan fluktuasi kecil.
Di Indonesia ikan madidihan menyebar di seluruh perairan di Indonesia. Khususnya di perairan sebelah selatan Laut Banda, sebelah selatan Pulau Jawa, Laut Sulawesi, perairan sebelah utara Pulau Halmahera, perairan sebelah timur dan barat Pulau Halmahera, perairan sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, dan perairan sebelah utara Papua.
Ikan madidihang hidup di lapisan atas perairan sehingga mudah ditangkap dengan pancing tonda, hutate, payang, gilinet, dan pukat cincin. Dalam fase dewasa kebanyakan ikan ini tertangkap dengan menggunakan long line (rawai) dan pancing ulur (hand line) di sekitar Laut Sulawesi Utara (Laut Mindanau) dan yang tertangkap adalah ikan madidihang tua yang kembali untuk bertelur. Tetapi makin besar ikan tersebut ada kecenderungan untuk hidup di lapisan yang lebih dalam karena membutuhkan sanisitas yang lebih besar, tetapi tetap berada di atas termoklin.
4. Ikan pisang-pisang biru (Caesio coerulaureus)
Ikan pisang-pisang biru merupakan salah satu sumber daya ikan pelagis. Ikan ini merupakan jenis ikan yang memiliki harga ekonomis sedang dan dipasarkan dalam kondisi segar, asin, maupun kering. Ikan jenis ini merupakan pemakan plankton. Tubuhnya ramping berbentuk kerucut seperti bentuk pisang, mulutnya kecil, bibirnya tipis, sisik-sisik ktenoid kecil-kecil, menutupi seluruh tubuhnya. Gigi terdapat pada rahang-rahang tersusun dalam satu atau beberapa baris.
Sebenarnya yang dinamakan ikan pisang-pisang tidak hanya Caesio coerulaureus saja, tetapi ada beberapa macam spesies ikan lagi yakni Caesio chysozonus, Caesio pisang, dan Caesio lunaris. Jenis-jenis Caesioterdapat di daerah-daerah karang. Seperti ikan-ikan karang lainnya, jenis ini mempunyai warna yang menarik, misalnya pada bagian atas biru kehijauan, putih kemerahan pada bagian bawahnya. Suatu ban warna kuning emas sepanjang garis rusuk, dua ban warna kuning lainnya terdapat di atas dan di bawah garis rusuk. Totol hitam pada sirip dada. Masing-masing lembaran sirip ekor gelap dengan pinggiran kemerahan. Mereka berenang bergerombol-gerombol di atas gosong karang.
Pada penentuan daerah penangkapan ikan yang baik, wilayah tersebut harus memenuhi persyaratan, antara lain:
1. Populasi ikan yang menjadi sasaran jumlahnya cukup banyak dan alat tangkap dapat dioperasikan dengan aman tanpa adanya gangguan dari bekas tonggak bagan, bekas perahu tenggelam atau batu karang.
2. Dasar perairan terdiri dari pasir atau campuran pasir dan lumpur, serta kondisi dasar perairan darat.
3. Arus tidak terlalu kuat.
Di Indonesia, ikan-ikan ini ikut tertangkap dalam operasi penangkapan ikan kerapu, kakap, kaci, dan tuna. Untuk menjaga kesegaran ikan hasil tangkapan dilakukan penangkapan ikan di atas kapal dengan melengkapi instalasi pendingin/pembekuan atau membawa es.
5. Ikan parang-parang (chirocentrus dorah)
Ikan parang-parang merupakan ikan yang berbentuk seperti parang atau golok. Ikan ini disebut ikan parang-parang karena bentuk tubuhnya yang panjang seperti parang yang mengkilap dengan warna tubuh bagian atas biru kehijauan, putih perak, dan mengkilat. Sedangkan bagian bawah sirip-siripnya tembus cahaya, bening, sirip ekor sedikit kekuningan, dan kuning maya-maya. Bagian belakang badan kecuali di bagian kepalanya terdapat lekukan dan cekungan. Bentuk mulut yang serong ke atas, dilengkapi dengan gigi-gigi taring yang menegaskan bahwa ikan tersebut adalah ikan buas atau predator.
Bentuk badan ikan parang-parang agak panjang, gepeng, seperti ikat pinggang. Badannya dibungkus dengan sisik-sisik yang kecil, mudah terkelupas. Sirip punggung terletak jauh di belakang badan, pangkalnya hanya di depan sedikit punggung terletak jauh di belakang badan, pangkalnya hanya di depan sedikit dari sirip dubur. Jari-jari sirip dubur terletak jauh dan bertaut antara satu sama lain. Sirip punggung dan sirip dubur berjari-jari masing-masing 16-18 dan 32-35. Sirip ekor bercagak, sirip perut di tengah-tengah antara kepala dan batang ekor. Sirip perut sangat kecil dengan jari-jari lemah 6-7. Sirip dada bisa lebih panjang, sirip dada berjumlah 12-14. Perut yang tajam, sisik halus dan warna yang menghilap menjadi ciri khas dari jenis ikan ini.
Letak giginya terdapat di bagian atas
Loading...
tenggorokan atau pada premaxilla yang dikenal sebagai gigi tekak yang berfungsi sebagai alat pengunyah, karena tidak mempunyai gigi geraham. Ikan ini mempunyai tutup insang yang cukup besar, berguna untuk menghalangi ikan yang telah masuk mulut keluar lagi. Ikan ini tidak memiliki sungut, dengan posisi mulut yang terbuka dan memanjang ke bawah.
Di perairan Indonesia, ikan parang-parang umumnya ditemukan di seluruh wilayah penangkapan, meliputi perairan barat Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung), timur Sumatera (Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung). Selat Malaka (Aceh, Sumatera Utara, dan Riau), perairan selatan Jawa (Yogyakarta dan Jawa Timur), utara Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur), Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Penangkapan ikan parang-parang ini biasanya dilakukan di dekat pantai, karena termasuk dalam jenis ikan payau. Sebagian besar makanan mereka adalah ikan-ikan kecil, tetapi mereka juga bisa memakan jenis-jenis crustacea. Ukurannya dapat mencapai panjang 100 cm, panjang umumnya 30-50 cm. Ikan parang-parang hidup sendiri tidak bergerombol.
6. Ikan Slengseng (scomber australasicus)
Ikan slengseng ini ikan jenis air tawar. Ikan slengseng ini memiliki ciri-ciri badan memanjang, bulat, batang ekor langsing. Moncong lancip, langit-langit bergigi halus, juga rahangnya. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 10-13, dan 12 jari-jari lemah pada sirip punggung kedua, diikuti 5 jari-jari sirip tambahan demikian pula sirip duburnya.
Ikan slengseng hidup bergerombol besar, hidup di perairan pantai laut terbuka. Ikan slengseng merupakan pemakan plankton kasar. Warna ikan ini hijau keabuan di bagian atas dan putih perak di bagian bawah. Pada bagian atas badan terdapat ban-ban serong yang berwarna hitam, menggelombang, kadang bersiku-sikuan. Pada bagian bawah badan terdapat totol-totol memanjang. Sirip-siripnya berwarna abu-abu kekuningan. Ukurannya dapat mencapai panjang 40 cm, umumnya 20-30 cm.
7. Ikan gabus laut (rachycenton canadus)
Ciri-ciri ikan gabus, yakni biasanya badan dari ikan ini panjang dan bulat, atau badan ikan ini memanjang dengan potongan melintang agak bundar, kepalanya seperti ular karena agak gepeng. Ikan gabus laut ini termasuk ikan laut yang berukuran besar, panjangnya bisa lebih dari 2 m.
Badan dan kepala ikan ini seluruhnya bersisik kasar. Mulutnya melebar, rahangnya bergigi tajam-tajam dan rahang bawah lebih panjang dari pada bagian atas. Warna kepala dan badan bagian atas abu-abu, sedangkan pada bagian bawah berwarna putih, tubuhnya pada bagian punggung berwarna hijau kehitam-hitaman, atau biasanya pada sisi atas punggung agak ungu kekuningan, serta pada bagian bawahnya berwarna kuning abu-abu maya-maya.
Pada jenis ikan gabus laut yang masih muda terdapat dua ban berwarna putih perak memanjang badan, sedangkan pada bagian perutnya berwarna putih. Badannya memiliki tiga strip lebar hitam. Sirip ekor berwarna hitam dengan ujung-ujung sirip putih, sirip dada berwarna hitam, sirip perut berwarna putih, dan sirip-siripnya tidak mempunyai jari-jari keras. Sirip punggung dan sirip dubur panjang dan lebar. Sirip ekor, ujungnya berbentuk bulat. Jenis ikan ini dapat hidup di air kotor yang kadar oksigennya rendah, bahkan tahan terhadap keadaan kering. Makanannya berupa hewan-hewan lain, misalnya cacing, katak, anak-anak ikan, udang, ketam, dan lain-lain.
Ada dua macam ikan gabus yakni yang cepat tumbuh dan lambat tumbuh. Ikan gabus yang cepat tumbuh mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut: warna sisik punggung abu-abu muda, bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus hidup di air tawar dengan pH antara 4, 5-6. Pada saat penebaran, ikan gabus beratnya 100 gram/ekor. Dalam pemeliharaan selama 3-5 bulan, berat ikan bisa mencapai 500 gram/ekor.
Ikan ini didapatkan dalam berbagai perairan dari bermacam-macam keadaan suhu, dari perairan daerah tropika sampai daerah kutub, tetapi yang tebanyak adalah daerah musim sedang, dimana perubahan suhu terletak antara 5osampai 21o C.
Daerah penyebaran ikan gabus laut ini sebagian besar hampir berada di wilayah perairan Indonesia, seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bangka, Singakep, Madura, Bali, Lombok Flores, Ambon, Bacan, dan Halmahera. Ikan ini biasanya hidup di muara-muara sungai dan danau. Ikan ini dapat ditemukan juga di bagian hulu sungai atau daerah estuari dan untuk berlindung dari pemangsa ikan gabus laut ini biasanya tinggal di air terjun.
Ikan ini dapat hidup di dua perairan yakni pada daerah permukaan air (pelagis) dan perairan dasar (demersal). Alat tangkap yang digunakan biasanya sesuai dengan kedalaman perairan yang akan dijadikan obyek penangkapan. Beberapa alat yang dapat digunakan, diantaranya alat tangkap trawl, payang, purse seine, pancing tonda, dan jaring insang hanyut.
8. Ikan layar (istiophorus platypterus)
Ikan layar yang sering disebut dengan sail fish merupakan ikan yang berukuran besar dan perenang cepat yang mengarungi samudera-samudera besar dunia. Dagingnya lezat dan karenanya mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Di beberapa negara ikan-ikan ini dijadikan pula sebagai ikan buruan untuk olahraga (game fish). Di Indonesia ikan ini ikut tertangkap dalam operasi penangkapan ikan tuna.
Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Umumnya berwarna biru gelap pada punggung dan putih pada perut. Sirip punggung umumnya biru gelap dan biasanya dihiasi dengan banyak bintik-bintik kecil hitam. Ukurannya bisa mencapai 4 m.
Di Indonesia dan sekitarnya terdapat ikan layar istiophorus gladius, istiophorus platypterus, dan istiophorus orientalis. Ikan layar merapatkan sirip punggung dan sirip dadanya ke dalam lekukan pada tubuhnya bila berenang cepat. Tetapi, apabila laut sedang tenang, ikan layar acapkali dapat terlihat berenang santai di permukaan dan sirip punggungnya yang bagaikan layar dikembangkan secara penuh, tegak mencuat keluar dari air.
Tubuh ikan layar memanjang dan berbentuk compress, ukurannya bisa mencapai 4 m dengan rahang atas atau moncong bagian atas memanjang runcing ke depan bagaikan lembing dan disebut dengan rostum. Ikan layar mempunyai 2 sirip dorsal yang sangat panjang hingga ekor, sirip punggung sempit tapi sangat panjang hingga mencapai anus dengan 1 spine dan 2 rays.
Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Sirip punggung umumnya biru gelap atau biru kehitaman dan biasanya dihiasi dengan banyak bintik-bintik kecil hitam. Ikan layar merapatkan sirip punggung dan sirip dadanya ke dalam lekukan pada tubuhnya sehingga tidak menghambat gerakan melajunya bila berenang cepat. Tubuh ikan layar umumnya berwarna biru gelap pada punggung di tutupi bintik-bintik gelap yang menyebar pada tubuhnya secara melintang, sedangkan perut ikan layar berwarna putih keperakan. Ikan layar mempunyai sirip punggung yang lebar bagaikan layar. Tetapi apabila laut sedang tenang ikan layar acapkali dapat terlihat berenang santai di permukaan dan sirip punggungnya yang bagaikan layar dikembangkan secara penuh, tegak mencuat keluar dari air.
Ikan layar merupakan ikan pelagis yang hidup di permukaan dan bergerombol, biasanya berada di atas lapisan termoklin dan termasuk ikan oceanodromus. Ikan ini menyukai perairan yang tertutup seperti daerah pantai atau dekat pulau. Hidup pada kisaran kedalaman 0-200 m, hidup pada perairan tropis dan subtropis. Penyebaran ikan layar di perairan Samudera Hindia dan Pasifik, sehingga disebut Indo-Pacific sailfish.
9. Ikan tongkol (auxis thazard)
Ikan tongkol merupakan komoditas utama ekspor Indonesia. Namun, akibat pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan minimnya informasi waktu musim tangkap dan kendala teknologi tangkapnya, karena itu tingkat pemanfaatan sumber daya ikan ini masih sangat rendah.
Di Indonesia penyebarannya sangat luas tersebar di seluruh perairan Nusantara, baik di sekitar pantai maupun lepas pantai. Ikan ini termasuk ikan buas, bahkan karena kerakusannya, ikan ini akan memakan bangkai-bangkai.
Ikan tongkol jenis auxis thazarddisebut juga frigate tuna atau frigate mackerel. Ikan ini merupakan spesies tuna yang masuk dalam famili scombridaeyang dapat ditemukan di laut tropik dengan kedalaman 50 m dari permukaan laut. Ikan ini memiliki panjang antara 25-65 cm, termasuk ikan yang kecil dan ramping di antara keluarga tuna.
Ciri-ciri yang dimiliki ikan tongkol adalah badan memanjang, kaku, bulat seperti cerutu atau torpedo. Warna tubuh pada bagian atas hitam kebiruan dan pada bagian bawah putih perak. Terdapat ban-ban hitam, serong, menggelombang pada bagian atas garis rusuk, serta sirip-sirip perut dan dada gelap keunguan. Di bagian punggung terdapat dua sirip, sirip punggung yang pertama berjari-jari keras 10, sedangkan yang kedua berjari-jari keras 11, diikuti 6-9 jari-jari sirip tambahan yang letaknya di belakang sirip punggung yang kedua. Sirip dubur berjari-jari lemah 14, diikuti 6-8 jari-jari sirip tambahan. Terdapat 1 lidah atau cupingg diantara sirip perut. Badan tanpa sisik kecuali pada bagian korselet yang tumbuh sempurna dan mengecil di bagian belakang. Satu lunas kuat diapit dua lunas kecil pada dasar sirip ekornya.
Ikan ini memiliki nama yang beragam, antara lain tongkol (Jawa), balaki (Sulawesi Tenggara), alaluhun (Seram), kalaharan atau mori (Ambon), maoling (Saparua), lisong (Cilacap), komo (Bitung), deho (Sibolga), dan mutrin (Banda). Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun ada beberapa nama, seperti frigate mackerel dan leadenall (Australia), hiramejika, hirasoda, hirasodakatsuo, oboso, obososgatsuwo, shibuwa, soma, dan suma (Jepang), bullet mackerel dan frigate tuna (Amerika Serikat).
Jenis ikan ini tersebar di seluruh daerah pantai, lepas pantai perairan Indonesia dan seluruh perairan Indo-Pasifik. Di perairan Indonesia, seperti perairan Sumatera daerah penyebarannya di seluruh perairan dengan daerah penangkapan utama yaitu perairan di sekitar Aceh bagian utara, di luar perairan Sumatera Utaran dan di selatan Malaka. Di perairan Jawa dan Nusa Tenggara yakni di seluruh perairan dengan daerah penyebaran utama selat Sunda bagian barat sampai di selatan Jawa Barat. Sedangkan perairan Maluku dan Papua daerah penyebarannya di seluruh perairan dan daerah penangkapan utama terdapat di bagian pantai barat Halmahera, sekitar Seram dan perairan Sorong.
Demikianlah Artikel Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting di Laut Indonesia
Sekianlah artikel Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting di Laut Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting di Laut Indonesia dengan alamat link https://gurupintarmengajar.blogspot.com/2017/03/jenis-jenis-ikan-ekonomis-penting-di.html
0 Response to "Jenis-jenis Ikan Ekonomis Penting di Laut Indonesia"
Post a Comment