Loading...
Judul : MAKALAH TENTANG : FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA
link : MAKALAH TENTANG : FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA
MAKALAH TENTANG : FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat istimewa, Karena manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal dan pikiran untuk bertindak sesuai dengan etika dan nilai-nilai moral yang berlaku sesuai dengan kehendaknya, Lingkungan dan ajaran agama yang dianutnya. Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi manusia dalam bertindak ialah agama.
Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikordrati (Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas, kami mencoba menguraikannya lebih jelas lagi dalam judul makalah “Fungsi Agama bagi manusia”.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sumber terjadinya agama terdapat dua kategori yaitu agama Samawi dari langit meliputi Yahudi, Kristen dan Islam. dan agama Ardhi atau agama bumi yang juga disebut agama budaya yang diperoleh berdasarkan kekuatan pikiran atau akal budi manusia.
Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya: Pengertian agama dari segi bahasa diberikan Harun Nasution, kata agama dikenal pula kata din dari bahasa arab dan kata religi dalam bahasa Eropa. Agama berasal dari bahsa Sanskerta yang menunjukkan adanya keyakinan manusia berdasarkan Wahyu Ilahi dari kata A-GAM-A. Awalan A berarti “tidak” dan GAM berarti pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan yang kekal dengan demikian “agama berarti pedoman hidup yang kekal.” Atau a:tidak, gama: kacau artinya tidak kacau atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
1. Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut.
2. Agama ialah percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum-hukum Nya. Hukum-hukum Tuhan tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya.
B. Fungsi Agama bagi manusia
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek:
1. Aspek keagamaan (religius): agama menyadarkan manusia tentang siapa penciptanya.
2. Secara asal usul (antropologis): agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa, dari mana, dan mau kemana manusia.
3. Dari segi kemasyarakatan (sosiologis): sarana keagamaan sebagai lambang masyarakat yang keadaannya bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh seluruh masyarakat. Fungsi: untuk memperkuat rasa solidaritas.
4. Secara kejiwaan (psikologis): agama bisa menenteramkan, menenangkan dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang.
5. Dan secara moral (Ethics): menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk serta mendorong manusia berprilaku baik.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
• Karena agama merupakan sumber moral.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
1. Fungsi agama bagi kehidupan individu
1) Agama sebagai pembentuk kata hati
Pada diri manusia telah ada sejumlah potensi untuk memberi arah dalam kehidupan manusia. Potensi tersebut adalah naluriah, inderawi, nalar, agama. Melalui pendekatan ini, maka agama sudah menjadi potensi fitrah yang dibawa sejak lahir. Pengaruh lingkungan terhadap seseorang adalah memberi bimbingan kepada potensi yang dimilikinya itu. Berdasarkan pendekatan ini, maka pengaruh agama dalam kehidupan individu adalah memberi kemantapan batin, rasa bahagia, rasa sukses dan rasa terlindung.
2) Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan menurut:
Elizabeth K. Nottingham mengatakan bahwa setiap individu tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitas dalam masyarakat yang berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Dengan mempedomani sistem nilai maka kesusilaan akan terjaga namun nilai tersebut tidak akan berfungsi tanpa melalui pendidikan.
3) Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan
Agama maupun memberi jawaban atas kesukaran intelektual, sejauh kesukaran itu diresapi oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan, agar dapat menempatkan diri secara berarti dan bermakna di tengah-tengah alam semesta ini. Tanpa agama, manusia tidak mampu menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam kehidupannya, yaitu dari mana manusia datang, apa tujuan manusia hidup, dan mengapa manusia ada, dan kemana manusia kembalinya setelah mati.
4) Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi
Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, istirahat, sampai kebutuhan psikis. Menurut pengamatan psikolog bahwa keadaan frustasi itu dapat menimbulkan tingkah laku keagamaan. Orang yang mengalami frustasi tidak jarang bertingkah laku religius atau keagamaan, untuk mengatasi frustasinya. Untuk itu ia melakukan pendekatan kepada Tuhan melalui ibadah.
5) Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
Ketakutan yang dimaksud dalam kaitannya dengan agama sebagai sarana untuk mengatasinya, adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Bentuk ketakutan tanpa objek hampir tidak bisa diteliti secara positif, karena ketakutan tersebut biasanya tersembunyi dalam gejala-gejala lain yang merupakan manifestasi terselubung dari ketakutan, misalnya dalam bentuk gejala malu, rasa bingung, takut kecelakaan, dan takut mati. Timbulnya motivasi agama salah satunya karena adanya rasa takut.
2. Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat
Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi kehidupan masyarakat ialah agama. Masalah agama tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
1) Berfungsi Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi (institusi profan) agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritaf, bahkan dalam hal-hal yang “sakral” tidak dapat salah. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-petugasnya baik di dalam khotbah, renungan, dan pendalaman rohani. Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti: Nabi dan kyai. Tugas bimbingan yang diberikan petugas-petugas agama juga dibenarkan dan diterima berdasarkan pertimbangan yang sama. Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing.
2) Berfungsi penyelamat
Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatannya baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan yang terakhir, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia. Orang berpendapat bahwa hanya manusia agama yang dapat mencapai titik itu. Dalam mencapai keselamatan itu agama mengajarkan para penganutnya untuk mengenal terhadap sesuatu yang sacral yang disebut supernatural. berkomunikasi dengan supernatural dilaksanakan dengan berbagai cara sesuai dengan ajaran agama itu sendiri.
3) Berfungsi sebagai pendamaian
Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian bathin tuntunan agama. Rasa berdosa dan bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang yang bersalah telah menebus dosanya melalui: tobat atau penebusan dosa.
4) Berfungsi sebagai pengawasan sosial
Pada umumnya manusia mempunyai keyakinan yang sama, bahwa kesejahteraan kelompok sosial khususnya dan masyarakat besar umumnya tidak dapat dipisahkan dari kesetiaan kelompok atau masyarakat itu kepada kaidah-kaidah susila dan hukum-hukum rasional yang telah ada pada kelompok atau masyarakat itu. Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya. Maka agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan.
5) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dalam satu kesatuan dalam iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan menimbulkan rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh. Bahkan rasa persaudaraan (solidaritas) itu bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan.
6) Berfungsi Transformatif
Kata transformatif berasal dari kata Latin “transformare” artinya mengubah bentuk. Jadi fungsi transformatif (yang dilakukan kepada agama) berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Ini berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru. Ajaran agama dapat merubah kehidupan seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
7) Berfungsi Kreatif
Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru dalam pekerjaan yang dilakukannya.
SIMPULAN
Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Kewajiban atau hukum-hukum tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-Nya.
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu Aspek keagamaan (religius), Secara asal usul (antropologis), dari segi kemasyarakatan (sosiologis), Secara kejiwaan (psikologis), Dan secara moral (Ethics).
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
• Karena agama merupakan sumber moral.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
Fungsi agama bagi kehidupan individu:
1. Agama sebagai pembentuk kata hati.
2. Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan.
3. Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan.
4. Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi.
5. Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.
Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat:
1. Berfungsi Edukatif
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai pendamaian
4. Berfungsi sebagai pengawasan sosial
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi Transformatif
7. Berfungsi kreatif
DAFTAR PUSTAKA
Hendropuspito, Sosiologi Agama, Jakarta: Kanisius, 1983
http http://ift.tt/2mySkWB agama
Http http://ift.tt/2mzIzc7 dan fungsi agama
Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat istimewa, Karena manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal dan pikiran untuk bertindak sesuai dengan etika dan nilai-nilai moral yang berlaku sesuai dengan kehendaknya, Lingkungan dan ajaran agama yang dianutnya. Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi manusia dalam bertindak ialah agama.
Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikordrati (Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas, kami mencoba menguraikannya lebih jelas lagi dalam judul makalah “Fungsi Agama bagi manusia”.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sumber terjadinya agama terdapat dua kategori yaitu agama Samawi dari langit meliputi Yahudi, Kristen dan Islam. dan agama Ardhi atau agama bumi yang juga disebut agama budaya yang diperoleh berdasarkan kekuatan pikiran atau akal budi manusia.
Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya: Pengertian agama dari segi bahasa diberikan Harun Nasution, kata agama dikenal pula kata din dari bahasa arab dan kata religi dalam bahasa Eropa. Agama berasal dari bahsa Sanskerta yang menunjukkan adanya keyakinan manusia berdasarkan Wahyu Ilahi dari kata A-GAM-A. Awalan A berarti “tidak” dan GAM berarti pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan yang kekal dengan demikian “agama berarti pedoman hidup yang kekal.” Atau a:tidak, gama: kacau artinya tidak kacau atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
1. Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut.
2. Agama ialah percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum-hukum Nya. Hukum-hukum Tuhan tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya.
B. Fungsi Agama bagi manusia
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek:
1. Aspek keagamaan (religius): agama menyadarkan manusia tentang siapa penciptanya.
2. Secara asal usul (antropologis): agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa, dari mana, dan mau kemana manusia.
3. Dari segi kemasyarakatan (sosiologis): sarana keagamaan sebagai lambang masyarakat yang keadaannya bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh seluruh masyarakat. Fungsi: untuk memperkuat rasa solidaritas.
4. Secara kejiwaan (psikologis): agama bisa menenteramkan, menenangkan dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang.
5. Dan secara moral (Ethics): menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk serta mendorong manusia berprilaku baik.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
• Karena agama merupakan sumber moral.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
1. Fungsi agama bagi kehidupan individu
1) Agama sebagai pembentuk kata hati
Pada diri manusia telah ada sejumlah potensi untuk memberi arah dalam kehidupan manusia. Potensi tersebut adalah naluriah, inderawi, nalar, agama. Melalui pendekatan ini, maka agama sudah menjadi potensi fitrah yang dibawa sejak lahir. Pengaruh lingkungan terhadap seseorang adalah memberi bimbingan kepada potensi yang dimilikinya itu. Berdasarkan pendekatan ini, maka pengaruh agama dalam kehidupan individu adalah memberi kemantapan batin, rasa bahagia, rasa sukses dan rasa terlindung.
2) Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan menurut:
Elizabeth K. Nottingham mengatakan bahwa setiap individu tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitas dalam masyarakat yang berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Dengan mempedomani sistem nilai maka kesusilaan akan terjaga namun nilai tersebut tidak akan berfungsi tanpa melalui pendidikan.
3) Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan
Agama maupun memberi jawaban atas kesukaran intelektual, sejauh kesukaran itu diresapi oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan, agar dapat menempatkan diri secara berarti dan bermakna di tengah-tengah alam semesta ini. Tanpa agama, manusia tidak mampu menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam kehidupannya, yaitu dari mana manusia datang, apa tujuan manusia hidup, dan mengapa manusia ada, dan kemana manusia kembalinya setelah mati.
4) Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi
Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, istirahat, sampai kebutuhan psikis. Menurut pengamatan psikolog bahwa keadaan frustasi itu dapat menimbulkan tingkah laku keagamaan. Orang yang mengalami frustasi tidak jarang bertingkah laku religius atau keagamaan, untuk mengatasi frustasinya. Untuk itu ia melakukan pendekatan kepada Tuhan melalui ibadah.
5) Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
Ketakutan yang dimaksud dalam kaitannya dengan agama sebagai sarana untuk mengatasinya, adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Bentuk ketakutan tanpa objek hampir tidak bisa diteliti secara positif, karena ketakutan tersebut biasanya tersembunyi dalam gejala-gejala lain yang merupakan manifestasi terselubung dari ketakutan, misalnya dalam bentuk gejala malu, rasa bingung, takut kecelakaan, dan takut mati. Timbulnya motivasi agama salah satunya karena adanya rasa takut.
2. Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat
Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi kehidupan masyarakat ialah agama. Masalah agama tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
1) Berfungsi Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi (institusi profan) agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritaf, bahkan dalam hal-hal yang “sakral” tidak dapat salah. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-petugasnya baik di dalam khotbah, renungan, dan pendalaman rohani. Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti: Nabi dan kyai. Tugas bimbingan yang diberikan petugas-petugas agama juga dibenarkan dan diterima berdasarkan pertimbangan yang sama. Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing.
2) Berfungsi penyelamat
Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatannya baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan yang terakhir, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia. Orang berpendapat bahwa hanya manusia agama yang dapat mencapai titik itu. Dalam mencapai keselamatan itu agama mengajarkan para penganutnya untuk mengenal terhadap sesuatu yang sacral yang disebut supernatural. berkomunikasi dengan supernatural dilaksanakan dengan berbagai cara sesuai dengan ajaran agama itu sendiri.
3) Berfungsi sebagai pendamaian
Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian bathin tuntunan agama. Rasa berdosa dan bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang yang bersalah telah menebus dosanya melalui: tobat atau penebusan dosa.
4) Berfungsi sebagai pengawasan sosial
Pada umumnya manusia mempunyai keyakinan yang sama, bahwa kesejahteraan kelompok sosial khususnya dan masyarakat besar umumnya tidak dapat dipisahkan dari kesetiaan kelompok atau masyarakat itu kepada kaidah-kaidah susila dan hukum-hukum rasional yang telah ada pada kelompok atau masyarakat itu. Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya. Maka agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan.
5) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dalam satu kesatuan dalam iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan menimbulkan rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh. Bahkan rasa persaudaraan (solidaritas) itu bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan.
6) Berfungsi Transformatif
Kata transformatif berasal dari kata Latin “transformare” artinya mengubah bentuk. Jadi fungsi transformatif (yang dilakukan kepada agama) berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Ini berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru. Ajaran agama dapat merubah kehidupan seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
7) Berfungsi Kreatif
Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru dalam pekerjaan yang dilakukannya.
SIMPULAN
Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Kewajiban atau hukum-hukum tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-Nya.
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu Aspek keagamaan (religius), Secara asal usul (antropologis), dari segi kemasyarakatan (sosiologis), Secara kejiwaan (psikologis), Dan secara moral (Ethics).
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
• Karena agama merupakan sumber moral.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
Fungsi agama bagi kehidupan individu:
1. Agama sebagai pembentuk kata hati.
2. Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan.
3. Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan.
4. Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi.
5. Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.
Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat:
1. Berfungsi Edukatif
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai pendamaian
4. Berfungsi sebagai pengawasan sosial
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi Transformatif
7. Berfungsi kreatif
DAFTAR PUSTAKA
Hendropuspito, Sosiologi Agama, Jakarta: Kanisius, 1983
http http://ift.tt/2mySkWB agama
Http http://ift.tt/2mzIzc7 dan fungsi agama
Loading...
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat istimewa, Karena manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal dan pikiran untuk bertindak sesuai dengan etika dan nilai-nilai moral yang berlaku sesuai dengan kehendaknya, Lingkungan dan ajaran agama yang dianutnya. Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi manusia dalam bertindak ialah agama.
Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikordrati (Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas, kami mencoba menguraikannya lebih jelas lagi dalam judul makalah “Fungsi Agama bagi manusia”.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sumber terjadinya agama terdapat dua kategori yaitu agama Samawi dari langit meliputi Yahudi, Kristen dan Islam. dan agama Ardhi atau agama bumi yang juga disebut agama budaya yang diperoleh berdasarkan kekuatan pikiran atau akal budi manusia.
Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya: Pengertian agama dari segi bahasa diberikan Harun Nasution, kata agama dikenal pula kata din dari bahasa arab dan kata religi dalam bahasa Eropa. Agama berasal dari bahsa Sanskerta yang menunjukkan adanya keyakinan manusia berdasarkan Wahyu Ilahi dari kata A-GAM-A. Awalan A berarti “tidak” dan GAM berarti pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan yang kekal dengan demikian “agama berarti pedoman hidup yang kekal.” Atau a:tidak, gama: kacau artinya tidak kacau atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
1. Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut.
2. Agama ialah percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum-hukum Nya. Hukum-hukum Tuhan tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya.
B. Fungsi Agama bagi manusia
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek:
1. Aspek keagamaan (religius): agama menyadarkan manusia tentang siapa penciptanya.
2. Secara asal usul (antropologis): agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa, dari mana, dan mau kemana manusia.
3. Dari segi kemasyarakatan (sosiologis): sarana keagamaan sebagai lambang masyarakat yang keadaannya bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh seluruh masyarakat. Fungsi: untuk memperkuat rasa solidaritas.
4. Secara kejiwaan (psikologis): agama bisa menenteramkan, menenangkan dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang.
5. Dan secara moral (Ethics): menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk serta mendorong manusia berprilaku baik.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
• Karena agama merupakan sumber moral.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
1. Fungsi agama bagi kehidupan individu
1) Agama sebagai pembentuk kata hati
Pada diri manusia telah ada sejumlah potensi untuk memberi arah dalam kehidupan manusia. Potensi tersebut adalah naluriah, inderawi, nalar, agama. Melalui pendekatan ini, maka agama sudah menjadi potensi fitrah yang dibawa sejak lahir. Pengaruh lingkungan terhadap seseorang adalah memberi bimbingan kepada potensi yang dimilikinya itu. Berdasarkan pendekatan ini, maka pengaruh agama dalam kehidupan individu adalah memberi kemantapan batin, rasa bahagia, rasa sukses dan rasa terlindung.
2) Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan menurut:
Elizabeth K. Nottingham mengatakan bahwa setiap individu tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitas dalam masyarakat yang berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Dengan mempedomani sistem nilai maka kesusilaan akan terjaga namun nilai tersebut tidak akan berfungsi tanpa melalui pendidikan.
3) Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan
Agama maupun memberi jawaban atas kesukaran intelektual, sejauh kesukaran itu diresapi oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan, agar dapat menempatkan diri secara berarti dan bermakna di tengah-tengah alam semesta ini. Tanpa agama, manusia tidak mampu menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam kehidupannya, yaitu dari mana manusia datang, apa tujuan manusia hidup, dan mengapa manusia ada, dan kemana manusia kembalinya setelah mati.
4) Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi
Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, istirahat, sampai kebutuhan psikis. Menurut pengamatan psikolog bahwa keadaan frustasi itu dapat menimbulkan tingkah laku keagamaan. Orang yang mengalami frustasi tidak jarang bertingkah laku religius atau keagamaan, untuk mengatasi frustasinya. Untuk itu ia melakukan pendekatan kepada Tuhan melalui ibadah.
5) Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
Ketakutan yang dimaksud dalam kaitannya dengan agama sebagai sarana untuk mengatasinya, adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Bentuk ketakutan tanpa objek hampir tidak bisa diteliti secara positif, karena ketakutan tersebut biasanya tersembunyi dalam gejala-gejala lain yang merupakan manifestasi terselubung dari ketakutan, misalnya dalam bentuk gejala malu, rasa bingung, takut kecelakaan, dan takut mati. Timbulnya motivasi agama salah satunya karena adanya rasa takut.
2. Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat
Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi kehidupan masyarakat ialah agama. Masalah agama tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
1) Berfungsi Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi (institusi profan) agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritaf, bahkan dalam hal-hal yang “sakral” tidak dapat salah. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-petugasnya baik di dalam khotbah, renungan, dan pendalaman rohani. Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti: Nabi dan kyai. Tugas bimbingan yang diberikan petugas-petugas agama juga dibenarkan dan diterima berdasarkan pertimbangan yang sama. Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing.
2) Berfungsi penyelamat
Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatannya baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan yang terakhir, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia. Orang berpendapat bahwa hanya manusia agama yang dapat mencapai titik itu. Dalam mencapai keselamatan itu agama mengajarkan para penganutnya untuk mengenal terhadap sesuatu yang sacral yang disebut supernatural. berkomunikasi dengan supernatural dilaksanakan dengan berbagai cara sesuai dengan ajaran agama itu sendiri.
3) Berfungsi sebagai pendamaian
Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian bathin tuntunan agama. Rasa berdosa dan bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang yang bersalah telah menebus dosanya melalui: tobat atau penebusan dosa.
4) Berfungsi sebagai pengawasan sosial
Pada umumnya manusia mempunyai keyakinan yang sama, bahwa kesejahteraan kelompok sosial khususnya dan masyarakat besar umumnya tidak dapat dipisahkan dari kesetiaan kelompok atau masyarakat itu kepada kaidah-kaidah susila dan hukum-hukum rasional yang telah ada pada kelompok atau masyarakat itu. Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya. Maka agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan.
5) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dalam satu kesatuan dalam iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan menimbulkan rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh. Bahkan rasa persaudaraan (solidaritas) itu bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan.
6) Berfungsi Transformatif
Kata transformatif berasal dari kata Latin “transformare” artinya mengubah bentuk. Jadi fungsi transformatif (yang dilakukan kepada agama) berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Ini berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru. Ajaran agama dapat merubah kehidupan seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
7) Berfungsi Kreatif
Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru dalam pekerjaan yang dilakukannya.
SIMPULAN
Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Kewajiban atau hukum-hukum tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-Nya.
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu Aspek keagamaan (religius), Secara asal usul (antropologis), dari segi kemasyarakatan (sosiologis), Secara kejiwaan (psikologis), Dan secara moral (Ethics).
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
• Karena agama merupakan sumber moral.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
Fungsi agama bagi kehidupan individu:
1. Agama sebagai pembentuk kata hati.
2. Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan.
3. Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan.
4. Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi.
5. Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.
Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat:
1. Berfungsi Edukatif
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai pendamaian
4. Berfungsi sebagai pengawasan sosial
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi Transformatif
7. Berfungsi kreatif
DAFTAR PUSTAKA
Hendropuspito, Sosiologi Agama, Jakarta: Kanisius, 1983
http http://ift.tt/2mySkWB agama
Http http://ift.tt/2mzIzc7 dan fungsi agama
Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat istimewa, Karena manusia berbeda dengan makhluk yang lainnya. Manusia diberi akal dan pikiran untuk bertindak sesuai dengan etika dan nilai-nilai moral yang berlaku sesuai dengan kehendaknya, Lingkungan dan ajaran agama yang dianutnya. Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi manusia dalam bertindak ialah agama.
Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikordrati (Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas, kami mencoba menguraikannya lebih jelas lagi dalam judul makalah “Fungsi Agama bagi manusia”.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sumber terjadinya agama terdapat dua kategori yaitu agama Samawi dari langit meliputi Yahudi, Kristen dan Islam. dan agama Ardhi atau agama bumi yang juga disebut agama budaya yang diperoleh berdasarkan kekuatan pikiran atau akal budi manusia.
Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya: Pengertian agama dari segi bahasa diberikan Harun Nasution, kata agama dikenal pula kata din dari bahasa arab dan kata religi dalam bahasa Eropa. Agama berasal dari bahsa Sanskerta yang menunjukkan adanya keyakinan manusia berdasarkan Wahyu Ilahi dari kata A-GAM-A. Awalan A berarti “tidak” dan GAM berarti pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan yang kekal dengan demikian “agama berarti pedoman hidup yang kekal.” Atau a:tidak, gama: kacau artinya tidak kacau atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
1. Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut.
2. Agama ialah percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa dan hukum-hukum Nya. Hukum-hukum Tuhan tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya.
B. Fungsi Agama bagi manusia
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek:
1. Aspek keagamaan (religius): agama menyadarkan manusia tentang siapa penciptanya.
2. Secara asal usul (antropologis): agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa, dari mana, dan mau kemana manusia.
3. Dari segi kemasyarakatan (sosiologis): sarana keagamaan sebagai lambang masyarakat yang keadaannya bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh seluruh masyarakat. Fungsi: untuk memperkuat rasa solidaritas.
4. Secara kejiwaan (psikologis): agama bisa menenteramkan, menenangkan dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang.
5. Dan secara moral (Ethics): menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk serta mendorong manusia berprilaku baik.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
• Karena agama merupakan sumber moral.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
1. Fungsi agama bagi kehidupan individu
1) Agama sebagai pembentuk kata hati
Pada diri manusia telah ada sejumlah potensi untuk memberi arah dalam kehidupan manusia. Potensi tersebut adalah naluriah, inderawi, nalar, agama. Melalui pendekatan ini, maka agama sudah menjadi potensi fitrah yang dibawa sejak lahir. Pengaruh lingkungan terhadap seseorang adalah memberi bimbingan kepada potensi yang dimilikinya itu. Berdasarkan pendekatan ini, maka pengaruh agama dalam kehidupan individu adalah memberi kemantapan batin, rasa bahagia, rasa sukses dan rasa terlindung.
2) Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan menurut:
Elizabeth K. Nottingham mengatakan bahwa setiap individu tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitas dalam masyarakat yang berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Dengan mempedomani sistem nilai maka kesusilaan akan terjaga namun nilai tersebut tidak akan berfungsi tanpa melalui pendidikan.
3) Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan
Agama maupun memberi jawaban atas kesukaran intelektual, sejauh kesukaran itu diresapi oleh keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi dalam kehidupan, agar dapat menempatkan diri secara berarti dan bermakna di tengah-tengah alam semesta ini. Tanpa agama, manusia tidak mampu menjawab pertanyaan yang sangat mendasar dalam kehidupannya, yaitu dari mana manusia datang, apa tujuan manusia hidup, dan mengapa manusia ada, dan kemana manusia kembalinya setelah mati.
4) Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi
Manusia mempunyai kebutuhan dalam kehidupan ini, mulai dari kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, istirahat, sampai kebutuhan psikis. Menurut pengamatan psikolog bahwa keadaan frustasi itu dapat menimbulkan tingkah laku keagamaan. Orang yang mengalami frustasi tidak jarang bertingkah laku religius atau keagamaan, untuk mengatasi frustasinya. Untuk itu ia melakukan pendekatan kepada Tuhan melalui ibadah.
5) Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan
Ketakutan yang dimaksud dalam kaitannya dengan agama sebagai sarana untuk mengatasinya, adalah ketakutan yang tidak ada obyeknya. Bentuk ketakutan tanpa objek hampir tidak bisa diteliti secara positif, karena ketakutan tersebut biasanya tersembunyi dalam gejala-gejala lain yang merupakan manifestasi terselubung dari ketakutan, misalnya dalam bentuk gejala malu, rasa bingung, takut kecelakaan, dan takut mati. Timbulnya motivasi agama salah satunya karena adanya rasa takut.
2. Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat
Nilai-nilai dan norma-norma yang memberikan arah dan makna bagi kehidupan masyarakat ialah agama. Masalah agama tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
1) Berfungsi Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari instansi (institusi profan) agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritaf, bahkan dalam hal-hal yang “sakral” tidak dapat salah. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-petugasnya baik di dalam khotbah, renungan, dan pendalaman rohani. Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti: Nabi dan kyai. Tugas bimbingan yang diberikan petugas-petugas agama juga dibenarkan dan diterima berdasarkan pertimbangan yang sama. Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur dan larangan ini mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-masing.
2) Berfungsi penyelamat
Tanpa atau dengan penelitian ilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat dipastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatannya baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan yang terakhir, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia. Orang berpendapat bahwa hanya manusia agama yang dapat mencapai titik itu. Dalam mencapai keselamatan itu agama mengajarkan para penganutnya untuk mengenal terhadap sesuatu yang sacral yang disebut supernatural. berkomunikasi dengan supernatural dilaksanakan dengan berbagai cara sesuai dengan ajaran agama itu sendiri.
3) Berfungsi sebagai pendamaian
Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian bathin tuntunan agama. Rasa berdosa dan bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya apabila seseorang yang bersalah telah menebus dosanya melalui: tobat atau penebusan dosa.
4) Berfungsi sebagai pengawasan sosial
Pada umumnya manusia mempunyai keyakinan yang sama, bahwa kesejahteraan kelompok sosial khususnya dan masyarakat besar umumnya tidak dapat dipisahkan dari kesetiaan kelompok atau masyarakat itu kepada kaidah-kaidah susila dan hukum-hukum rasional yang telah ada pada kelompok atau masyarakat itu. Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya. Maka agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan.
5) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dalam satu kesatuan dalam iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan menimbulkan rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh. Bahkan rasa persaudaraan (solidaritas) itu bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan.
6) Berfungsi Transformatif
Kata transformatif berasal dari kata Latin “transformare” artinya mengubah bentuk. Jadi fungsi transformatif (yang dilakukan kepada agama) berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Ini berarti pula mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru. Ajaran agama dapat merubah kehidupan seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
7) Berfungsi Kreatif
Ajaran agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi dan penemuan baru dalam pekerjaan yang dilakukannya.
SIMPULAN
Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Kewajiban atau hukum-hukum tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-Nya.
Peranan agama bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu Aspek keagamaan (religius), Secara asal usul (antropologis), dari segi kemasyarakatan (sosiologis), Secara kejiwaan (psikologis), Dan secara moral (Ethics).
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah:
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
• Karena agama merupakan sumber moral.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia.
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
Fungsi agama bagi kehidupan individu:
1. Agama sebagai pembentuk kata hati.
2. Agama sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan.
3. Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan.
4. Agama sebagai sarana untuk mengatasi prustasi.
5. Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.
Fungsi agama dalam kehidupan masyarakat:
1. Berfungsi Edukatif
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai pendamaian
4. Berfungsi sebagai pengawasan sosial
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi Transformatif
7. Berfungsi kreatif
DAFTAR PUSTAKA
Hendropuspito, Sosiologi Agama, Jakarta: Kanisius, 1983
http http://ift.tt/2mySkWB agama
Http http://ift.tt/2mzIzc7 dan fungsi agama
Demikianlah Artikel MAKALAH TENTANG : FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA
Sekianlah artikel MAKALAH TENTANG : FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel MAKALAH TENTANG : FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA dengan alamat link https://gurupintarmengajar.blogspot.com/2017/03/makalah-tentang-fungsi-agama-bagi.html
0 Response to "MAKALAH TENTANG : FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA"
Post a Comment