Loading...
Judul : Design Based Research Pendidikan
link : Design Based Research Pendidikan
Design Based Research Pendidikan
Design Based ResearchPendidikan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Design based research pada bidang pendidikan merupakan serangkaian pendekatan dengan maksud menghasilkan teori-teori baru dan praktik yang menjelaskan dan berpotensi berdampak pada proses belajar mengajar secara natural. Penggunaan design based research ini menjajikan bagi peningkatan kontribusi teoritis dan nilai publik dari penelitian teknologi pendidikan.
Dampak dari penelitian teknologi pendidikan berkaitan dengan kontribusi untuk pemahaman teoritis dan praktik pengajaran telah lama dipertanyakan. Umumnya penelitian teknologi pendidikan berusaha menunjukkan keuntungan dari teknologi belajar dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini sudah mulai disadari pemanfaatannya. Di samping itu, kemajuan di masa depan dalam meningkatkan pengajaran dan pembelajaran melalui teknologi dapat diwujudkan melalui design based research sebagai model alternatif untuk penyelidikan di bidang teknologi pendidikan. Design based research memerlukan kolaborasi jangka panjang yang intensif dengan melibatkan peneliti dan praktisi. Design based research mengintegrasikan pengembangan solusi untuk masalah praktis dalam lingkungan belajar dengan mengidentifikasi prinsip-prinsip desain itu sendiri.
Langkah-langkah penelitian Design based research menurut Reeves (dalam Herrington, McKenney, et al, 2007) sebagai berikut:
Langkah-langkah pada bagan tersebut dijabarkan lebih lanjut, sebagai berikut:
1. Analysis of practical problems by researchers and practitioners in collaboration (Analisis masalah praktis oleh para peneliti dan praktisi secara kolaboratif)
Banyak penelitian dimulai dengan pengenalan bidang studi dan deskripsi tentang studi apa yang akan dilakukan. Namun, untuk penelitian design based research pendidikan, identifikasi dan eksplorasi masalah pendidikan yang signifikan merupakan langkah pertama yang penting. Masalah ini yang menciptakan tujuan penelitian. Hal ini juga yang akan membentuk fokus dari seluruh studi. Banyak penelitian pendidikan dimulai dengan memikirkan solusi seperti teknologi berbasis intervensi, sebuah game pendidikan, atau teknologi berupa alat. Hal tersebut dipikirkan sebelum mempertimbangkan masalah pendidikan yang akan dipecahkan. Masalah kemudian muncul ketika solusi diturunkan menjadi proyek yang menarik dibandingkan daripada upaya tulus untuk memecahkan masalah pendidikan. Sebaliknya, pernyataan dari masalah dalam design based research harus mengidentifikasi masalah atau potensi, menjelajahi sejarah atau latar belakang, dan memberikan argumen yang meyakinkan dan persuasif bahwa masalah tersebut signifikan dan layak untuk diteliti. Ini termasuk mengartikulasikan kedua relevansi baik dari segi praktis maupun ilmiah penelitian.
Aspek yang sangat menantang dari proses definisi masalah adalah sejauh mana hal tersebut dilakukan dalam kerja sama dengan kelompok praktisi. Design based research banyak memerlukan masukan dari praktisi dan peneliti yang bekerja dan menyelidiki di bidang masalah yang berkaitan. Untuk itu, kerja sama kolaboratif sangat diperlukan antara peneliti dan praktisi dalam design based research.
Sebuah tinjauan literatur dalam design based research tidak hanya memiliki fungsi biasa terkait dengan review, identifikasi, lokasi, dan analisis dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian. Proses tinjauan literatur merupakan hal yang penting dalam design based research karena memfasilitasi penciptaan rancangan desain, menginformasikan desain, dan pengembangan intervensi yang akan berusaha untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya.
2. Development of solutions informed by existing design principles and technological innovations (Pengembangan solusi oleh prinsip-prinsip desain yang sudah ada dan inovasi teknologi)
Kerangka teoritis penelitian tercermin dalam literatur yang digunakan untuk menginformasikan suatu penelitian. Pada bagian ini diringkas masalah yang akan diselidiki dan tempat landasan teoritis serta menjelaskan solusi yang akan diajukan.
Meskipun sebagian besar design based researchdidasarkan pada literatur, tentu tidak mungkin bahwa prinsip-prinsip rancangan akan lengkap pada tahap ini, namun rancangan ini bisa ditawarkan sebagai hal yang terus berkembang selama penelitian berlangsung. Setidaknya, pada tahap ini proses yang akan dijalankan harus tergambar jelas.
Solusi yang diusulkan untuk masalah pendidikan didominasi dan dikembangkan dari pertimbangan literatur yang relevan, konsultasi, dan kerja sama antara peneliti dengan praktisi. Untuk itu, tidak mungkin setiap deskripsi akurat dari intervensi dapat diberikan pada tahap ini. Namun, penting adanya untuk menggambarkan bagaimana proses intervensi akan dikonsep dan dikembangkan.
3. Iterative cycles of testing and refinement of solutions in practice (Siklus berulang pengujian dan penyempurnaan dari solusi melalui praktik)
Setelah desain intervensi dirancang dan dikembangkan, tahap berikutnya meliputi pelaksanaan design based research dan evaluasi dari solusi yang diujikan melalui praktik. Sementara desain penelitian pada design base research fokus pada obyek dan proses dalam konteks tertentu yang spesifik. Suatu penelitian tentunya mencakup rincian metodologi pelaksanaan dan evaluasi dari solusi yang diajukan karena sebagian besar merupakan pengumpulan data dan analisis tahap penelitian. Penelitian juga harus mencakup segala kemungkinan dan modifikasi signifikan yang diperlukan dalam pengumpulan data serta analisis tahap yang sedang berlangsung.
Sifat berulang pada design based reseacrh, artinya satu kali implementasi tidak cukup untuk mengumpulkan bukti tentang keberhasilan intervensi dan pengaruhnya pada situasi masalah. Sebuah studi design based researchakan memiliki dua atau lebih siklus, dimana setelah implementasi dan evaluasi tiap siklus menimbulkan perubahan yang dibuat untuk lebih meningkatkan kualitas desain dan untuk mengatasi masalah penelitian.
Dalam design based researchdeskripsi partisipan dan metode seleksi memberikan informasi penting bagi peneliti tentang potensi bias dalam studi yang diusulkan. Pada penggunaan metode kuantitatif, random sampling sering diperlukan untuk memastikan representasi dari populasi yang lebih besar. Dalam studi kualitatif, pilihan partisipan selalu berhubungan dengan tujuan dan biasanya individu yang mencerminkan karakteristik atau dipengaruhi oleh isu-isu yang sedang dipertimbangkan oleh peneliti. Karena sifat dari design based research, maka partisipan dalam studi penelitian ini merupakan pusat dari penelitian. Sering kali, partisipan dari penelitian design based research adalah mahasiswa, praktisi, guru, siswa, orang tua siswa, tenaga pendukung, atau orang lain yang terlibat dalam komunitas pendidikan yang merupakan fokus dari konteks yang diteliti. Deskripsi proses penelitian mengidentifikasi kualifikasi yang perlu diakui dalam menafsirkan temuan.
Metode pengumpulan data pada design based research dapat melibatkan pengumpulan data kualitatif maupun kuantitatif. Data tersebut mungkin dikumpulkan dalam siklus beberapa minggu, semester, atau bahkan sampai bertahun-tahun. Jenis data yang dikumpulkan cenderung bervariasi pada setiap fase. Misalnya, data-data pemahaman kontekstual cenderung lebih ditekankan dalam tahap awal penelitian, sedangkan data karakteristik desain rancangan atau reaksi pengguna lebih mungkin untuk dikumpulkan setelahnya. Mengingat tujuan penelitian design based research yang bersifat pragmatis, maka jarang untuk menentukan batas minimum pada kegiatan pengumpulan data. Sebaliknya, keputusan desain penelitian cenderung dipengaruhi tujuan untuk memenuhi kriteria triangulasi.
Meskipun, tidak mungkin untuk menggambarkan bentuk dari siklus kedua dan selanjutnya dari intervensi, karena design based researh benar-benar tergantung pada temuan di siklus pertama, hal ini berguna untuk menggambarkan proses yang akan dilakukan selanjutnya. Siklus pengumpulan data dan analisis tidak dapat dijelaskan secara detail dalam perencanaan, tetapi proses pengumpulan data, analisis, perbaikan lebih lanjut, dan pelaksanaan dari intervensi harus dijelaskan sebagai suatu metode pada penelitian design based research.
4. Reflection to produce “design principles” and enhance solution implementation (Refleksi untuk menghasilkan “prinsip-prinsip desain” dan meningkatkan pelaksanaan solusi)
Design based researchmenunjukkan output baik dalam bentuk pengetahuan maupun produk. Hal yang berbeda dari design based research dari pendekatan penelitian yang lain adalah mengambil bentuk desain prinsip, yakni heuristik berbasis bukti yang dapat menginformasikan keputusan pengembangan dan implementasi di masa yang akan datang. Prinsip-prinsip desain mengandung pengetahuan substantif, prosedural, komprehensif, dan akurat sebagai penggambaran prosedur, hasil, dan konteks, sehingga pembaca dapat menentukan pengetahuan yang mungkin relevan dan spesifik dengan kebutuhannya. Dengan kata lain, generalisasi dari temuan design based research agak terbatas.
Sebagai bagian dari desain, tujuan penelitian design based research tentunya dominan dalam pengembangan teknologi pendidikan dan harus memecahkan permasalahan dalam mengajar atau belajar. Untuk itu, pada design based research, produk dari desain dipandang sebagai output utama.
Kita memahami bahwa design based research secara inheren merupakan eksplorasi dan spekulasi. Pada saat yang sama, design based research menempatkan keprihatinan dan masalah dari praktisi di garis depan penelitian dan pengembangan proses. Berbagai teknologi pendidikan sering diprediksi memiliki potensi untuk merevolusi kegiatan belajar mengajar, tetapi hampir semua telah gagal. Beberapa menyalahkan kurangnya dampak pada guru atau sekolah. Namun, design based research berusaha untuk menemukan kesalahan tersebut dan memahami bahwa semua orang yang terlibat dalam proyek, baik peneliti maupun praktisi harus banyak belajar satu sama lain.
Referensi
Herrington, J., McKenney, S., Reeves, T. & Oliver, R. (2007). Design-based research and doctoral students: Guidelines for preparing a dissertation proposal. In C. Montgomerie & J. Seale (Eds.), Proceedings of World Conference on Educational Multimedia, Hypermedia and Telecommunications 2007 (hlm. 4089-4097). Chesapeake, VA: AACE.
Design Based ResearchPendidikan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Design based research pada bidang pendidikan merupakan serangkaian pendekatan dengan maksud menghasilkan teori-teori baru dan praktik yang menjelaskan dan berpotensi berdampak pada proses belajar mengajar secara natural. Penggunaan design based research ini menjajikan bagi peningkatan kontribusi teoritis dan nilai publik dari penelitian teknologi pendidikan.
Dampak dari penelitian teknologi pendidikan berkaitan dengan kontribusi untuk pemahaman teoritis dan praktik pengajaran telah lama dipertanyakan. Umumnya penelitian teknologi pendidikan berusaha menunjukkan keuntungan dari teknologi belajar dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini sudah mulai disadari pemanfaatannya. Di samping itu, kemajuan di masa depan dalam meningkatkan pengajaran dan pembelajaran melalui teknologi dapat diwujudkan melalui design based research sebagai model alternatif untuk penyelidikan di bidang teknologi pendidikan. Design based research memerlukan kolaborasi jangka panjang yang intensif dengan melibatkan peneliti dan praktisi. Design based research mengintegrasikan pengembangan solusi untuk masalah praktis dalam lingkungan belajar dengan mengidentifikasi prinsip-prinsip desain itu sendiri.
Langkah-langkah penelitian Design based research menurut Reeves (dalam Herrington, McKenney, et al, 2007) sebagai berikut:
Langkah-langkah pada bagan tersebut dijabarkan lebih lanjut, sebagai berikut:
1. Analysis of practical problems by researchers and practitioners in collaboration (Analisis masalah praktis oleh para peneliti dan praktisi secara kolaboratif)
Banyak penelitian dimulai dengan pengenalan bidang studi dan deskripsi tentang studi apa yang akan dilakukan. Namun, untuk penelitian design based research pendidikan, identifikasi dan eksplorasi masalah pendidikan yang signifikan merupakan langkah pertama yang penting. Masalah ini yang menciptakan tujuan penelitian. Hal ini juga yang akan membentuk fokus dari seluruh studi. Banyak penelitian pendidikan dimulai dengan memikirkan solusi seperti teknologi berbasis intervensi, sebuah game pendidikan, atau teknologi berupa alat. Hal tersebut dipikirkan sebelum mempertimbangkan masalah pendidikan yang akan dipecahkan. Masalah kemudian muncul ketika solusi diturunkan menjadi proyek yang menarik dibandingkan daripada upaya tulus untuk memecahkan masalah pendidikan. Sebaliknya, pernyataan dari masalah dalam design based research harus mengidentifikasi masalah atau potensi, menjelajahi sejarah atau latar belakang, dan memberikan argumen yang meyakinkan dan persuasif bahwa masalah tersebut signifikan dan layak untuk diteliti. Ini termasuk mengartikulasikan kedua relevansi baik dari segi praktis maupun ilmiah penelitian.
Aspek yang sangat menantang dari proses definisi masalah adalah sejauh mana hal tersebut dilakukan dalam kerja sama dengan kelompok praktisi. Design based research banyak memerlukan masukan dari praktisi dan peneliti yang bekerja dan menyelidiki di bidang masalah yang berkaitan. Untuk itu, kerja sama kolaboratif sangat diperlukan antara peneliti dan praktisi dalam design based research.
Sebuah tinjauan literatur dalam design based research tidak hanya memiliki fungsi biasa terkait dengan review, identifikasi, lokasi, dan analisis dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian. Proses tinjauan literatur merupakan hal yang penting dalam design based research karena memfasilitasi penciptaan rancangan desain, menginformasikan desain, dan pengembangan intervensi yang akan berusaha untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya.
2. Development of solutions informed by existing design principles and technological innovations (Pengembangan solusi oleh prinsip-prinsip desain yang sudah ada dan inovasi teknologi)
Kerangka teoritis penelitian tercermin dalam literatur yang digunakan untuk menginformasikan suatu penelitian. Pada bagian ini diringkas masalah yang akan diselidiki dan tempat landasan teoritis serta menjelaskan solusi yang akan diajukan.
Meskipun sebagian besar design based researchdidasarkan pada literatur, tentu tidak mungkin bahwa prinsip-prinsip rancangan akan lengkap pada tahap ini, namun rancangan ini bisa ditawarkan sebagai hal yang terus berkembang selama penelitian berlangsung. Setidaknya, pada tahap ini proses yang akan dijalankan harus tergambar jelas.
Solusi yang diusulkan untuk masalah pendidikan didominasi dan dikembangkan dari pertimbangan literatur yang relevan, konsultasi, dan kerja sama
Loading...
antara peneliti dengan praktisi. Untuk itu, tidak mungkin setiap deskripsi akurat dari intervensi dapat diberikan pada tahap ini. Namun, penting adanya untuk menggambarkan bagaimana proses intervensi akan dikonsep dan dikembangkan.
3. Iterative cycles of testing and refinement of solutions in practice (Siklus berulang pengujian dan penyempurnaan dari solusi melalui praktik)
Setelah desain intervensi dirancang dan dikembangkan, tahap berikutnya meliputi pelaksanaan design based research dan evaluasi dari solusi yang diujikan melalui praktik. Sementara desain penelitian pada design base research fokus pada obyek dan proses dalam konteks tertentu yang spesifik. Suatu penelitian tentunya mencakup rincian metodologi pelaksanaan dan evaluasi dari solusi yang diajukan karena sebagian besar merupakan pengumpulan data dan analisis tahap penelitian. Penelitian juga harus mencakup segala kemungkinan dan modifikasi signifikan yang diperlukan dalam pengumpulan data serta analisis tahap yang sedang berlangsung.
Sifat berulang pada design based reseacrh, artinya satu kali implementasi tidak cukup untuk mengumpulkan bukti tentang keberhasilan intervensi dan pengaruhnya pada situasi masalah. Sebuah studi design based researchakan memiliki dua atau lebih siklus, dimana setelah implementasi dan evaluasi tiap siklus menimbulkan perubahan yang dibuat untuk lebih meningkatkan kualitas desain dan untuk mengatasi masalah penelitian.
Dalam design based researchdeskripsi partisipan dan metode seleksi memberikan informasi penting bagi peneliti tentang potensi bias dalam studi yang diusulkan. Pada penggunaan metode kuantitatif, random sampling sering diperlukan untuk memastikan representasi dari populasi yang lebih besar. Dalam studi kualitatif, pilihan partisipan selalu berhubungan dengan tujuan dan biasanya individu yang mencerminkan karakteristik atau dipengaruhi oleh isu-isu yang sedang dipertimbangkan oleh peneliti. Karena sifat dari design based research, maka partisipan dalam studi penelitian ini merupakan pusat dari penelitian. Sering kali, partisipan dari penelitian design based research adalah mahasiswa, praktisi, guru, siswa, orang tua siswa, tenaga pendukung, atau orang lain yang terlibat dalam komunitas pendidikan yang merupakan fokus dari konteks yang diteliti. Deskripsi proses penelitian mengidentifikasi kualifikasi yang perlu diakui dalam menafsirkan temuan.
Metode pengumpulan data pada design based research dapat melibatkan pengumpulan data kualitatif maupun kuantitatif. Data tersebut mungkin dikumpulkan dalam siklus beberapa minggu, semester, atau bahkan sampai bertahun-tahun. Jenis data yang dikumpulkan cenderung bervariasi pada setiap fase. Misalnya, data-data pemahaman kontekstual cenderung lebih ditekankan dalam tahap awal penelitian, sedangkan data karakteristik desain rancangan atau reaksi pengguna lebih mungkin untuk dikumpulkan setelahnya. Mengingat tujuan penelitian design based research yang bersifat pragmatis, maka jarang untuk menentukan batas minimum pada kegiatan pengumpulan data. Sebaliknya, keputusan desain penelitian cenderung dipengaruhi tujuan untuk memenuhi kriteria triangulasi.
Meskipun, tidak mungkin untuk menggambarkan bentuk dari siklus kedua dan selanjutnya dari intervensi, karena design based researh benar-benar tergantung pada temuan di siklus pertama, hal ini berguna untuk menggambarkan proses yang akan dilakukan selanjutnya. Siklus pengumpulan data dan analisis tidak dapat dijelaskan secara detail dalam perencanaan, tetapi proses pengumpulan data, analisis, perbaikan lebih lanjut, dan pelaksanaan dari intervensi harus dijelaskan sebagai suatu metode pada penelitian design based research.
4. Reflection to produce “design principles” and enhance solution implementation (Refleksi untuk menghasilkan “prinsip-prinsip desain” dan meningkatkan pelaksanaan solusi)
Design based researchmenunjukkan output baik dalam bentuk pengetahuan maupun produk. Hal yang berbeda dari design based research dari pendekatan penelitian yang lain adalah mengambil bentuk desain prinsip, yakni heuristik berbasis bukti yang dapat menginformasikan keputusan pengembangan dan implementasi di masa yang akan datang. Prinsip-prinsip desain mengandung pengetahuan substantif, prosedural, komprehensif, dan akurat sebagai penggambaran prosedur, hasil, dan konteks, sehingga pembaca dapat menentukan pengetahuan yang mungkin relevan dan spesifik dengan kebutuhannya. Dengan kata lain, generalisasi dari temuan design based research agak terbatas.
Sebagai bagian dari desain, tujuan penelitian design based research tentunya dominan dalam pengembangan teknologi pendidikan dan harus memecahkan permasalahan dalam mengajar atau belajar. Untuk itu, pada design based research, produk dari desain dipandang sebagai output utama.
Kita memahami bahwa design based research secara inheren merupakan eksplorasi dan spekulasi. Pada saat yang sama, design based research menempatkan keprihatinan dan masalah dari praktisi di garis depan penelitian dan pengembangan proses. Berbagai teknologi pendidikan sering diprediksi memiliki potensi untuk merevolusi kegiatan belajar mengajar, tetapi hampir semua telah gagal. Beberapa menyalahkan kurangnya dampak pada guru atau sekolah. Namun, design based research berusaha untuk menemukan kesalahan tersebut dan memahami bahwa semua orang yang terlibat dalam proyek, baik peneliti maupun praktisi harus banyak belajar satu sama lain.
Referensi
Herrington, J., McKenney, S., Reeves, T. & Oliver, R. (2007). Design-based research and doctoral students: Guidelines for preparing a dissertation proposal. In C. Montgomerie & J. Seale (Eds.), Proceedings of World Conference on Educational Multimedia, Hypermedia and Telecommunications 2007 (hlm. 4089-4097). Chesapeake, VA: AACE.
Demikianlah Artikel Design Based Research Pendidikan
Sekianlah artikel Design Based Research Pendidikan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Design Based Research Pendidikan dengan alamat link https://gurupintarmengajar.blogspot.com/2017/04/design-based-research-pendidikan.html
0 Response to "Design Based Research Pendidikan"
Post a Comment