Loading...

Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia

Loading...
Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia - Hallo sahabat Guru pintar, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel GURU, Artikel GURU MAPEL, Artikel IPTEK, Artikel RUANG GURU, Artikel SERTIFIKASI, Artikel TUGAS, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia
link : Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia

Baca juga


Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia






hariankosmos.com - Pemerintah Indonesia pada hari ini (8/5/2017) membubarkan organisasi kemasyarakatan (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena dianggap anti-Pancasila. Hizbut Tahrir dalam sejarahnya merupakan organisasi lintas negara yang pertama kali didirikan di Palestina.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, kegiatan HTI terindikasi kuat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Indikasi itu dianggap bertentangan dengan UU Ormas yang berlaku di Indonesia.

”Mencermati pertimbangan itu, maka pemerintah perlu ambil langkah tegas untuk membubarkan HTI,” kata Wiranto, dalam keterangan pers di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1953 di Palestina dengan klaim sebagai organisasi Muslim Sunni. Pendirinya adalah Syaikh Taqiuddin al-Nabhani, seorang sarjana hukum dan hakim pengadilan asal Palestina. Hizbut Tahrir ditengarai telah menyebar ke lebih dari 50 negara.

Mengutip situs resmi Hizbut Tahrir, organisasi mengklaim gerakannya menitik beratkan perjuangan dalam membangkitkan umat Islam di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya “Khilafah Islamiyah”.

Hizbut Tahrir telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah dan Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair dan Turki. Sedangkan di Eropa, organisasi ini berkembang di Inggris, Prancis, Jerman, Austria, Belanda hingga Rusia.

Hizbut Tahrir juga juga muncul di Amerika Serikat, Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgyztan, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Australia. Namun, dalam perkembangannya, organisasi ini dilarang di Jerman, Rusia, China, Mesir, Turki, dan terbaru di Indonesia.

Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan.

Bukan ormas keagamaan, Hizbut Tahrir bahkan menyatakan diri sebagai sebuah partai politik yang berideologi Islam.

Politik merupakan kegiatannya, dan Islam seabagai ideologinya.

Hizbut Tahrir Pemimpin: Syeikh Atha Abu Rasytah Hafidzohullah.

Pendiri: Syekh Taqiyuddin An-Nabhani.

Awal Berdiri: di Palestina Tahun 1953.

Kantor Pusat: Al-Aqsa.

Keanggotaan: Diklaim jutaan pengikut.

Ideologi: Islam. [opinibangsa.id / sn]





hariankosmos.com - Pemerintah Indonesia pada hari ini (8/5/2017) membubarkan organisasi kemasyarakatan (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena dianggap anti-Pancasila. Hizbut Tahrir dalam sejarahnya merupakan organisasi lintas negara yang pertama kali didirikan di Palestina.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, kegiatan HTI terindikasi kuat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Indikasi itu dianggap bertentangan dengan UU Ormas yang berlaku di Indonesia.

”Mencermati pertimbangan itu, maka pemerintah perlu ambil langkah tegas untuk membubarkan HTI,” kata Wiranto, dalam keterangan pers di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1953 di Palestina dengan klaim sebagai organisasi Muslim Sunni. Pendirinya adalah Syaikh Taqiuddin al-Nabhani, seorang sarjana hukum dan hakim pengadilan asal Palestina. Hizbut Tahrir ditengarai telah menyebar ke lebih dari 50 negara.

Mengutip situs resmi Hizbut Tahrir, organisasi mengklaim gerakannya menitik beratkan perjuangan
Loading...
dalam membangkitkan umat Islam di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya “Khilafah Islamiyah”.

Hizbut Tahrir telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah dan Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair dan Turki. Sedangkan di Eropa, organisasi ini berkembang di Inggris, Prancis, Jerman, Austria, Belanda hingga Rusia.

Hizbut Tahrir juga juga muncul di Amerika Serikat, Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgyztan, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Australia. Namun, dalam perkembangannya, organisasi ini dilarang di Jerman, Rusia, China, Mesir, Turki, dan terbaru di Indonesia.

Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan.

Bukan ormas keagamaan, Hizbut Tahrir bahkan menyatakan diri sebagai sebuah partai politik yang berideologi Islam.

Politik merupakan kegiatannya, dan Islam seabagai ideologinya.

Hizbut Tahrir Pemimpin: Syeikh Atha Abu Rasytah Hafidzohullah.

Pendiri: Syekh Taqiyuddin An-Nabhani.

Awal Berdiri: di Palestina Tahun 1953.

Kantor Pusat: Al-Aqsa.

Keanggotaan: Diklaim jutaan pengikut.

Ideologi: Islam. [opinibangsa.id / sn]


Demikianlah Artikel Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia

Sekianlah artikel Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia dengan alamat link https://gurupintarmengajar.blogspot.com/2017/05/nasib-hizbut-tahrir-lahir-di-palestina.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Nasib Hizbut Tahrir: Lahir di Palestina, 'Haram' di Indonesia"

Post a Comment

Loading...