Loading...

Bintang

Loading...
Bintang - Hallo sahabat Guru pintar, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bintang, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel GURU, Artikel GURU MAPEL, Artikel IPTEK, Artikel RUANG GURU, Artikel SERTIFIKASI, Artikel TUGAS, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bintang
link : Bintang

Baca juga


Bintang



Bintang
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

Bintang

Bintang adalah bola gas raksasa yang sangat panas. Terdapat kira-kira 6.000 bintang di langit yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. Semua bintang yang dapat kita lihat berada di Galaksi Bima Sakti. 6.000 bintang ini hanyalah sebagian kecil dari bermilyar-milyar bintang yang tersebar di alam semesta. Sejumlah ilmuwan mengatakan bahwa di alam semesta terdapat lebih dari 200 milyar milyar bintang.
Bintang-bintang bersinar dan berkelip-kelip. Bintang-bintang tersebut bersinar karena wujud bintang yang berupa bola api. Bintang memiliki cahayanya sendiri. Suhu bintang sangatlah tinggi. Sepotong baja akan meleleh jika diletakkan di permukaan bintang, bahkan menguap menjadi gas.
Bintang-bintang memiliki suhu yang berbeda-beda. Perbedaan suhu yang dimiliki bintang menyebabkan bintang memiliki terang cahaya yang berbeda-beda. Bintang yang berwarna biru memiliki cahaya paling kuat dan paling cemerlang. Suhu  bintang biru dapat mencapai 28.000oC bahkan lebih. Kelompok bintang berwarna kuning memiliki suhu sekitar 6.000oC. Matahari dalam tata surya kita tergolong ke dalam bintang yang berwarna kuning. Bintang berwarna merah merupakan bintang yang memiliki suhu paling rendah, yakni sekitar 1.650 oC atau kurang. Selain itu, terang cahaya bintang yang kita lihat dipengaruhi jarak bintang ke Bumi, ukuran, dan luminositas bintang. Semakin jauh jarak bintang ke Bumi, maka semakin redup. Semakin besar ukuran bintang, maka cahaya bintang semakin terang. Semakin besar luminositas, maka semakin terang cahaya bintang. Luminositas adalah kecerahan sebuah bintang yang ditentukan dengan menggunakan banyak energi yang dipacarkan oleh bintang setiap satu satuan waktu.
Bintang yang paling dekat dengan Bumi adalah Matahari. Bintang yang paling dekat dengan Bumi setelah Matahari adalah Proxima Centauri. Bintang ini terletak 4,3 tahun cahaya dari Bumi atau sama dengan 41.834.000.000.000 km. Karena jarak Proxima Centauri 4,3 tahun cahaya dari Bumi, jadi cahaya yang dipancarkan Proxima Centauri harus menempuh perjalanan selama 4,3 tahun baru sampai ke Bumi. Proxima Centauri dapat dilihat dari belahan Bumi bagian selatan. Namun, kita harus menggunakan bantuan teleskop karena Proxima Centauri terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang.

Bintang
Proxima Centauri

Terdapat juga bintang Sirius yang berjarak 8 tahun cahaya. Sirius terletak di konsentrasi Canis Major. Sirius dapat dilihat hampir di seluruh tempat di muka Bumi kecuali yang tinggal di atas lintang 73,284 derajat lintang utara. Saat terbaik melihat Sirius adalah sekitar tanggal 1 Januari. Saat tersebut Sirius mencapai meridian pada tengah malam.

Bintang
Sirius

Meskipun bintang-bintang yang kita lihat sangat kecil, tetapi sebenarnya ukuran bintang banyak yang lebih besar dari Matahari. Matahari lebih dekat dari Bumi, sehingga Matahari terlihat besar. Matahari sendiri memiliki diameter hampir 1,4 juta km. Sejumlah bintang ada yang lebih kecil dan ada yang lebih besar dari Matahari. Bintang raksasa merah (red giant) dan bintang raksasa super (super giant) memiliki ukuran diameter bahkan sampai 400 juta km.
Suatu bintang lahir dari awan debu yang dingin dan gas yang sebagian besar berupa Hidrogen. Awan dan gas ini berada di antara bintang yang sudah ada di alam galaksi. Pada suatu ketika, gravitasi awan tersebut terganggu. Gangguan dapat berasal dari bintang yang jaraknya sangat dekat atau dari gelombang kejut yang berasal dari bintang yang meledak. Gangguan itu menyebabkan gumpalan di dalam awan terbentuk. Gumpalan tersebut semakin memampat dan menarik gas di sekitarnya akibat gravitasi dari gumpalan itu sendiri. Gumpalan yang memampat semakin mampat dan memanas. Gumpalan panas kemudian mulai berputar dan bentuknya berubah menjadi piringan. Piringan panas ini berputar semakin cepat, menarik lebih banyak gas dan debu ruang angkasa, dan semakin memanas. Setelah satu juta tahun atau lebih, terbentuklah inti panas yang padat di pusat piringan yang disebut dengan bintang proto.
Bersamaan dengan pertambahan gas dan debu yang ditarik ke dalam piringan, energi bintang proto akan semakin besar dan semakin panas. Bahan-bahan penyusun bintang akan terus runtuh ke dalam karena gaya gravitasi melebihi tekanan keluar yang dihasilkan fusi nuklir. Dengan demikian, suhu bintang proto semakin meningkat. Jika massa bintang sama atau lebih dari sepersepuluh massa Matahari dan suhunya cukup untuk mempertahankan reaksi fusi, bintang baru akan lahir. Saat bintang baru lahir, reaksi fusi atom Hidogren mampu menghasilkan tekanan keluar dan mengimbangi gaya gravitasi.
Bintang akan mati setelah milyaran tahun menyala. Cara bintang mati bergantung pada jenisnya. Bintang berukuran sedang seperti Matahari, saat inti bahan bakar Hidrogen di inti bintang habis, bintang akan berkonsentrasi karena gravitasinya. Saat berkonsentrasi, suhu bintang akan naik. Panas dari inti akan membuat lapisan di antaranya mengembang. Saat lapisan bagian luar Matahari mengembang, jari-jarinya akan membesar dan menjadi bintang raksasa merah. Jari-jari raksasa merah dapat melebihi jari-jari orbit Bumi mengelilingi Matahari. Setelah itu, inti bintang akan cukup panas untuk mengubah Helium menjadi Karbon. Saat bahan bakar Helium habis, inti bintang akan mengembang dan menjadi dingin. Lapisan bagian atas akan melemparkan bahan-bahan penyusun bintang. Bahan-bahan tersebut kemudian mengelompok di sekitar bintang yang sekarat untuk membentu nebula. Nebula adalah awan dan gas yang ada di ruang angkasa. Akhirnya inti bintang akan menjadi dingin.
Bintang yang ukurannya lebih besar dari Matahari, saat bahan bakar Hidrogen habis, dimulailah reaksi penggabugan Helium menjadi Karbon. Namun, setelah Helium habis, massa bintang masih cukup untuk mengubah Karbon menjadi unsur yang lebih berat, seperti Oksigen, Neon, Silikon, Magnesium, Sulfur, dan besi. Inti bintang tidak mampu untuk membakar lagi saat menjadi besi. Bintang lalu runtuh karena gaya gravitasinya sendiri dan inti besi memanas. Inti bintang dimampatkan sehingga proton dan elektron bergabung menjadi neutron. Ukuran inti bintang menjadi sama dengan Bumi. Kurang dari satu detik, inti besi menyusut sehingga garis tengahnya menjadi sekitar 20 km. Lapisan bagian luar bintang jatuh menuju inti neutron. Suhu bintang menjadi milyaran derajat celcius dan meledak. Bintang yang meledak disebut supernova. Saat meledak, bintang melepaskan energi yang sangat besar ke angkasa luar. Inti yang tertinggal membentuk bintang neutron dan lubang hitam, tergantung massa dari bintang.
Loading...


Bintang
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

Bintang

Bintang adalah bola gas raksasa yang sangat panas. Terdapat kira-kira 6.000 bintang di langit yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. Semua bintang yang dapat kita lihat berada di Galaksi Bima Sakti. 6.000 bintang ini hanyalah sebagian kecil dari bermilyar-milyar bintang yang tersebar di alam semesta. Sejumlah ilmuwan mengatakan bahwa di alam semesta terdapat lebih dari 200 milyar milyar bintang.
Bintang-bintang bersinar dan berkelip-kelip. Bintang-bintang tersebut bersinar karena wujud bintang yang berupa bola api. Bintang memiliki cahayanya sendiri. Suhu bintang sangatlah tinggi. Sepotong baja akan meleleh jika diletakkan di permukaan bintang, bahkan menguap menjadi gas.
Bintang-bintang memiliki suhu yang berbeda-beda. Perbedaan suhu yang dimiliki bintang menyebabkan bintang memiliki terang cahaya yang berbeda-beda. Bintang yang berwarna biru memiliki cahaya paling kuat dan paling cemerlang. Suhu  bintang biru dapat mencapai 28.000oC bahkan lebih. Kelompok bintang berwarna kuning memiliki suhu sekitar 6.000oC. Matahari dalam tata surya kita tergolong ke dalam bintang yang berwarna kuning. Bintang berwarna merah merupakan bintang yang memiliki suhu paling rendah, yakni sekitar 1.650 oC atau kurang. Selain itu, terang cahaya bintang yang kita lihat dipengaruhi jarak bintang ke Bumi, ukuran, dan luminositas bintang. Semakin jauh jarak bintang ke Bumi, maka semakin redup. Semakin besar ukuran bintang, maka cahaya bintang semakin terang. Semakin besar luminositas, maka semakin terang cahaya bintang. Luminositas adalah kecerahan sebuah bintang yang ditentukan dengan menggunakan banyak energi yang dipacarkan oleh bintang setiap satu satuan waktu.
Bintang yang paling dekat dengan Bumi adalah Matahari. Bintang yang paling dekat dengan Bumi setelah Matahari adalah Proxima Centauri. Bintang ini terletak 4,3 tahun cahaya dari Bumi atau sama dengan 41.834.000.000.000 km. Karena jarak Proxima Centauri 4,3 tahun cahaya dari Bumi, jadi cahaya yang dipancarkan Proxima Centauri harus menempuh perjalanan selama 4,3 tahun baru sampai ke Bumi. Proxima Centauri dapat dilihat dari belahan Bumi bagian selatan. Namun, kita harus menggunakan bantuan teleskop karena Proxima Centauri terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang.

Bintang
Proxima Centauri

Terdapat juga bintang Sirius yang berjarak 8 tahun cahaya. Sirius terletak di konsentrasi Canis Major. Sirius dapat dilihat hampir di seluruh tempat di muka Bumi kecuali yang tinggal di atas lintang 73,284 derajat lintang utara. Saat terbaik melihat Sirius adalah sekitar tanggal 1 Januari. Saat tersebut Sirius mencapai meridian pada tengah malam.

Bintang
Sirius

Meskipun bintang-bintang yang kita lihat sangat kecil, tetapi sebenarnya ukuran bintang banyak yang lebih besar dari Matahari. Matahari lebih dekat dari Bumi, sehingga Matahari terlihat besar. Matahari sendiri memiliki diameter hampir 1,4 juta km. Sejumlah bintang ada yang lebih kecil dan ada yang lebih besar dari Matahari. Bintang raksasa merah (red giant) dan bintang raksasa super (super giant) memiliki ukuran diameter bahkan sampai 400 juta km.
Suatu bintang lahir dari awan debu yang dingin dan gas yang sebagian besar berupa Hidrogen. Awan dan gas ini berada di antara bintang yang sudah ada di alam galaksi. Pada suatu ketika, gravitasi awan tersebut terganggu. Gangguan dapat berasal dari bintang yang jaraknya sangat dekat atau dari gelombang kejut yang berasal dari bintang yang meledak. Gangguan itu menyebabkan gumpalan di dalam awan terbentuk. Gumpalan tersebut semakin memampat dan menarik gas di sekitarnya akibat gravitasi dari gumpalan itu sendiri. Gumpalan yang memampat semakin mampat dan memanas. Gumpalan panas kemudian mulai berputar dan bentuknya berubah menjadi piringan. Piringan panas ini berputar semakin cepat, menarik lebih banyak gas dan debu ruang angkasa, dan semakin memanas. Setelah satu juta tahun atau lebih, terbentuklah inti panas yang padat di pusat piringan yang disebut dengan bintang proto.
Bersamaan dengan pertambahan gas dan debu yang ditarik ke dalam piringan, energi bintang proto akan semakin besar dan semakin panas. Bahan-bahan penyusun bintang akan terus runtuh ke dalam karena gaya gravitasi melebihi tekanan keluar yang dihasilkan fusi nuklir. Dengan demikian, suhu bintang proto semakin meningkat. Jika massa bintang sama atau lebih dari sepersepuluh massa Matahari dan suhunya cukup untuk mempertahankan reaksi fusi, bintang baru akan lahir. Saat bintang baru lahir, reaksi fusi atom Hidogren mampu menghasilkan tekanan keluar dan mengimbangi gaya gravitasi.
Bintang akan mati setelah milyaran tahun menyala. Cara bintang mati bergantung pada jenisnya. Bintang berukuran sedang seperti Matahari, saat inti bahan bakar Hidrogen di inti bintang habis, bintang akan berkonsentrasi karena gravitasinya. Saat berkonsentrasi, suhu bintang akan naik. Panas dari inti akan membuat lapisan di antaranya mengembang. Saat lapisan bagian luar Matahari mengembang, jari-jarinya akan membesar dan menjadi bintang raksasa merah. Jari-jari raksasa merah dapat melebihi jari-jari orbit Bumi mengelilingi Matahari. Setelah itu, inti bintang akan cukup panas untuk mengubah Helium menjadi Karbon. Saat bahan bakar Helium habis, inti bintang akan mengembang dan menjadi dingin. Lapisan bagian atas akan melemparkan bahan-bahan penyusun bintang. Bahan-bahan tersebut kemudian mengelompok di sekitar bintang yang sekarat untuk membentu nebula. Nebula adalah awan dan gas yang ada di ruang angkasa. Akhirnya inti bintang akan menjadi dingin.
Bintang yang ukurannya lebih besar dari Matahari, saat bahan bakar Hidrogen habis, dimulailah reaksi penggabugan Helium menjadi Karbon. Namun, setelah Helium habis, massa bintang masih cukup untuk mengubah Karbon menjadi unsur yang lebih berat, seperti Oksigen, Neon, Silikon, Magnesium, Sulfur, dan besi. Inti bintang tidak mampu untuk membakar lagi saat menjadi besi. Bintang lalu runtuh karena gaya gravitasinya sendiri dan inti besi memanas. Inti bintang dimampatkan sehingga proton dan elektron bergabung menjadi neutron. Ukuran inti bintang menjadi sama dengan Bumi. Kurang dari satu detik, inti besi menyusut sehingga garis tengahnya menjadi sekitar 20 km. Lapisan bagian luar bintang jatuh menuju inti neutron. Suhu bintang menjadi milyaran derajat celcius dan meledak. Bintang yang meledak disebut supernova. Saat meledak, bintang melepaskan energi yang sangat besar ke angkasa luar. Inti yang tertinggal membentuk bintang neutron dan lubang hitam, tergantung massa dari bintang.


Demikianlah Artikel Bintang

Sekianlah artikel Bintang kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bintang dengan alamat link https://gurupintarmengajar.blogspot.com/2018/02/bintang.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bintang"

Post a Comment

Loading...